Langkah Federal Reserve untuk memangkas suku bunga pada 2025 menimbulkan dampak besar di pasar cryptocurrency, dengan proyeksi penurunan kapitalisasi pasar sebesar 15%. Penurunan ini didorong oleh pergeseran perilaku investor, di mana kebijakan moneter dovish mendorong risk-taking di pasar tradisional sehingga modal lebih banyak dialihkan dari aset digital.
Proses kontraksi ini berakar pada hubungan antara suku bunga dan valuasi cryptocurrency. Ketika The Fed memangkas suku bunga, biaya pinjaman turun sehingga saham dan saham pertumbuhan menjadi lebih menarik dibandingkan aset tanpa imbal hasil seperti Bitcoin dan Ethereum. Pemangkasan 25 basis poin pada September 2025 memperlihatkan dinamika ini, yang langsung memicu volatilitas pada portofolio kripto.
| Faktor | Dampak |
|---|---|
| Imbal hasil crypto menurun | Migrasi modal ke saham |
| Paparan leverage meningkat | Volatilitas pasar meningkat |
| Pergeseran sentimen risk-on | Kompresi nilai sementara |
Pergerakan pasar terkini menunjukkan Bitcoin menghadapi level resistensi di sekitar $93.000, sedangkan Ethereum tertahan di kisaran $2.900—menandakan tekanan konsolidasi yang meluas. Likuidasi posisi leverage ETH senilai $460 juta menegaskan bagaimana kebijakan Fed mendorong lonjakan volatilitas melalui pasar derivatif.
Meski demikian, sejarah membuktikan hubungan ini tidak sederhana. Selama krisis pandemi 2020, rangkaian pemangkasan suku bunga Fed justru mengangkat harga cryptocurrency, menunjukkan bahwa reaksi jangka panjang bisa berbeda jauh dari respons pasar dalam waktu dekat terhadap pengumuman kebijakan.
Keterkaitan antara indikator makroekonomi dan valuasi cryptocurrency semakin jelas di tahun 2025. Inflasi Afrika Selatan stabil di angka 3,2% menurut Monetary Policy Review Bank Sentral Afrika Selatan April 2025, dan pergerakan harga Bitcoin menunjukkan pola korelasi yang kuat dengan indikator ekonomi konvensional.
| Indikator Ekonomi | Nilai 2025 | Dampak Pasar |
|---|---|---|
| Tingkat Inflasi (SARB) | 3,2% | Inflasi terkendali |
| Pergerakan Harga Bitcoin | +8% | Kenaikan moderat |
| Korelasi S&P 500 | 0,86 | Keterkaitan makroekonomi kuat |
Korelasi rolling 90 hari antara Bitcoin dan S&P 500 naik dari 0,75 pada 2024 menjadi 0,86 di 2025, mencerminkan sensitivitas yang lebih tinggi terhadap tren makroekonomi. Korelasi yang makin kuat ini menandakan Bitcoin kini bergerak seiring dengan pasar keuangan tradisional. Studi menunjukkan kenaikan harga Bitcoin mendorong ekspektasi inflasi ke depan, menjadikan aset digital sebagai instrumen lindung nilai inflasi potensial.
Kenaikan harga Bitcoin sebesar 8% selama periode ini menunjukkan kepercayaan investor di tengah inflasi yang terjaga. Jika inflasi tetap di bawah 4%, modal institusional cenderung dialokasikan ke aset alternatif yang dinilai mampu melindungi nilai dari inflasi. Dinamika ini mempertegas bahwa valuasi cryptocurrency kini semakin dipengaruhi kondisi makroekonomi, bukan sekadar faktor spekulatif, dan mengubah cara pelaku pasar menilai risiko dan imbal hasil aset digital.
Analisis pasar terbaru menunjukkan keterkaitan erat antara pasar ekuitas tradisional dan valuasi aset digital. Berdasarkan data 2025, pergerakan harga Bitcoin memiliki koefisien korelasi sekitar 0,7 dengan volatilitas S&P 500, menandakan hubungan yang sangat kuat antar kelas aset ini.
| Kelas Aset | Korelasi dengan S&P 500 | Pergerakan Harga 2025 |
|---|---|---|
| Bitcoin | 0,7 | Lonjakan +150% |
| Ethereum | Korelasi tinggi | Kenaikan signifikan |
| Pasar Crypto keseluruhan | Rata-rata 0,6 | Volatilitas ekstrem |
Konvergensi ini menandakan perubahan struktur pasar yang mendasar. Partisipasi institusional melalui strategi penjualan volatilitas, khususnya penulisan call out-of-the-money, memperkuat korelasi tersebut. Saat Wall Street bergejolak, pasar cryptocurrency merespons secara proporsional, dengan bullish Bitcoin menghadapi tekanan besar selama penurunan pasar saham.
Korelasi yang tinggi ini berbeda dengan pola sebelumnya di mana cryptocurrency berjalan relatif independen dari faktor makroekonomi. Lonjakan volume trading saat terjadi pergerakan harga besar menunjukkan semakin besarnya partisipasi institusi dan ritel, walau integrasi ini meningkatkan risiko. Seiring naiknya volatilitas pasar tradisional yang diukur VIX, trader crypto harus memperkuat manajemen risiko. Keselarasan struktural ini berarti faktor-faktor penentu valuasi ekuitas—ekspektasi suku bunga, data inflasi, dan laporan laba—kini sangat berpengaruh pada penetapan harga cryptocurrency.
Sahara adalah koin Web3 di jaringan Solana, menawarkan transaksi cepat dan biaya rendah. Koin ini merupakan bagian dari ekosistem terdesentralisasi dengan use case spesifik yang belum diumumkan hingga 2025.
Ya, Sahara coin memiliki potensi yang kuat. Teknologi inovatif dan adopsi yang terus bertumbuh menjadikannya pilihan investasi menarik di pasar crypto saat ini.
Solana (SOL) saat ini menjadi koin AI terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar. Pilihan menjanjikan lainnya adalah Sahara AI (SAHARA) dan Cookie DAO (COOKIE). Selalu lakukan riset mendalam sebelum berinvestasi.
Investasi Sahara AI dapat dilakukan melalui platform pra-IPO. Hanya investor terakreditasi yang dapat membeli. Keluar dapat dilakukan dengan menjual di pasar sekunder atau menunggu proses IPO maupun akuisisi.
Bagikan
Konten