November membawa lebih banyak rasa sakit bagi raksasa manufaktur Asia. Aktivitas pabrik? Masih menyusut. Permintaan tetap lemah di seluruh pusat industri di wilayah tersebut.
Ironi tersebut sangat mencolok. Pembicaraan perdagangan antara Washington dan berbagai ekonomi Asia menunjukkan tanda-tanda kemajuan. Namun, pesanan belum pulih. Bahkan tidak mendekati.
Lantai produksi tetap sepi. Saluran ekspor tetap tipis. Keterputusan antara optimisme diplomatik dan kenyataan bisnis yang sebenarnya tidak bisa lebih jelas.
Para produsen terjebak menunggu. Menunggu permintaan untuk terwujud. Menunggu perjanjian perdagangan tersebut benar-benar menggerakkan buku pesanan.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
11 Suka
Hadiah
11
5
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
HappyToBeDumped
· 23jam yang lalu
Hmm...protokol perdagangan itu hanya omong kosong, pesanan yang benar-benar berharga. Sekarang, kehidupan di pabrik-pabrik Asia memang sulit.
Lihat AsliBalas0
0xInsomnia
· 23jam yang lalu
Hmm... negosiasi perdagangan penuh dengan omong kosong, pesanan tetap tidak datang, jebakan ini sudah terlalu sering kita lihat. Di mulut bilang Informasi menguntungkan, pabrik tetap sepi, kenyataannya memang menyakitkan.
Lihat AsliBalas0
MysteryBoxBuster
· 23jam yang lalu
Hmm... banyak omong kosong dalam negosiasi perdagangan, tapi pesanan belum juga terlihat? Jebakan ini sudah terlalu familiar.
---
Pabrik yang seharusnya tutup sudah tutup, masih menunggu apa lagi?
---
Sangat lucu, di mulut bicara protokol, tapi pesanan sebenarnya nol, hidup di industri manufaktur tidak bisa bertahan.
---
Pabrikan Asia: Saya tidak percaya pada politisi ini.
---
Hanya ada protokol tanpa pesanan, bukankah ini cerita perdagangan modern...
---
Sudah tahun 2024 masih menunggu permintaan meningkat? Sadar sedikit, teman-teman.
---
Bisnis sulit dilakukan, negosiasi penuh hiasan, tapi di mana pesanan yang nyata?
---
Tipikal, di mulut berbicara baik, di buku akuntansi berkata jujur.
---
Pipa ekspor tipis + permintaan lemah, musim dingin industri manufaktur masih jauh.
Lihat AsliBalas0
CoffeeNFTrader
· 23jam yang lalu
Hmm... satu lagi kisah "kemakmuran di atas kertas", suara negosiasi perdagangan terdengar di telinga, tetapi pesanan seperti hantu. Pabrik-pabrik di Asia kali ini agak parah.
Lihat AsliBalas0
MercilessHalal
· 23jam yang lalu
Protokol kertas ngapain, pesanan baru yang penting ah
---
Itu lagi, omong kosong negosiasi vs pesanan nyata yang sudah biasa
---
Orang-orang di industri manufaktur benar-benar menderita, hanya mendengar kabar baik tidak ada gunanya, harus ada pesanan yang nyata
---
Protokol perdagangan datang lagi? Bangun, buku pesanan pabrik masih kosong
---
Tunggu-tunggu, apakah ini nasib industri manufaktur Asia, setiap hari menunggu makanan
---
Diplomat hanya berbincang, pekerja masih harus menunggu gaji, sangat lucu
---
Washington lagi-lagi berbicara luar biasa, lihat saja keadaan nyata di Asia
---
Pesanan tidak datang, jangan bicara tentang kemajuan, semua itu kosong
---
Di mana permintaan? Semua orang sudah bilang inventaris masih menumpuk, untuk apa negosiasi ini
---
Saudara-saudara di industri manufaktur benar-benar tidak mudah, tunggu saja, mungkin
November membawa lebih banyak rasa sakit bagi raksasa manufaktur Asia. Aktivitas pabrik? Masih menyusut. Permintaan tetap lemah di seluruh pusat industri di wilayah tersebut.
Ironi tersebut sangat mencolok. Pembicaraan perdagangan antara Washington dan berbagai ekonomi Asia menunjukkan tanda-tanda kemajuan. Namun, pesanan belum pulih. Bahkan tidak mendekati.
Lantai produksi tetap sepi. Saluran ekspor tetap tipis. Keterputusan antara optimisme diplomatik dan kenyataan bisnis yang sebenarnya tidak bisa lebih jelas.
Para produsen terjebak menunggu. Menunggu permintaan untuk terwujud. Menunggu perjanjian perdagangan tersebut benar-benar menggerakkan buku pesanan.