Baru-baru ini, terjadi sesuatu yang cukup menarik di dunia keuangan - sebuah negara besar ternyata akan menerbitkan obligasi yuan di wilayahnya sendiri.

Bukan utang dolar, bukan utang euro, melainkan utang yuan. Dan ini cukup resmi: pada awal November, kementerian keuangan mengeluarkan pengumuman, dengan skala pertama sebesar 4000 miliar rubel, terbagi dalam tiga jangka waktu yaitu 3 tahun, 5 tahun, dan 10 tahun, yang akan mulai dijual pada bulan Desember.

Anda mungkin bertanya: Apakah suatu negara tidak menggunakan mata uangnya sendiri ketika menerbitkan obligasi di rumahnya? Ya, dalam kondisi normal memang seperti itu. Namun kali ini berbeda — ini setara dengan negara tersebut secara terbuka mengatakan: Saya sekarang perlu menggunakan mata uang Anda untuk mendukung kredibilitas negara saya.

Ini jauh lebih langsung daripada kata-kata diplomatik mana pun.

Mengapa tiba-tiba melakukan ini? Lihat angkanya dan Anda akan mengerti. Sekarang lebih dari 95% transaksi antara kedua negara diselesaikan dengan Yuan. Bayangkan, ketika Anda hampir setiap hari membeli dan menjual sesuatu, Anda pasti perlu memiliki cukup dari mata uang itu di dompet Anda, bukan?

Rubel sekarang dalam keadaan ini: membutuhkan banyak RMB untuk membayar barang, menjaga nilai tukar, cadangan devisa sudah lama ditukar dari dolar AS ke RMB. Penerbitan utang sovereign kali ini hanyalah mengungkapkan ketergantungan ekonomi ini di tingkat keuangan, bisa dianggap sebagai "soft peg yang didorong oleh pasar."

Tapi yang benar-benar menarik adalah efek lanjutan.

Negara ini adalah pemasok energi penting di dunia, sekarang ia menggunakan kredit negara untuk mendukung yuan, yang sama dengan memberikan contoh kepada negara lain: perdagangan komoditas dapat terikat dengan yuan, dan kemudian mata uang negara juga dapat mengikuti yuan.

Jika negara-negara penghasil minyak di Timur Tengah, pusat industri di Asia Tenggara, atau negara-negara ekonomi baru lainnya mulai meniru cara ini, maka situasinya akan sangat menarik—sebuah "lingkaran Renminbi" yang sejajar dengan sistem dolar mungkin benar-benar akan terbentuk, dan pola mata uang global mungkin akan berubah menjadi situasi "dua raksasa berdampingan".

Jadi makna obligasi ini jauh lebih dari sekadar pembiayaan. Ini menandakan bahwa Renminbi telah menyelesaikan lompatan kunci: dari "alat penyelesaian" menjadi "patokan acuan" yang dapat mempengaruhi kebijakan keuangan negara lain.

Sekali lagi, kita semakin dekat dengan status mata uang cadangan global yang sebenarnya.