Sumber: CritpoTendencia
Judul Asli: Ledakan AI Memicu “Supercyle” Kelangkaan Chip Memori
Tautan Asli:
Pertumbuhan pesat kecerdasan buatan (AI) memberikan tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada industri semikonduktor. Perkembangan ini telah memicu sebuah supercyle permintaan yang menyebabkan kelangkaan dan kenaikan harga chip memori secara berkelanjutan.
Akibatnya, seluruh rantai teknologi terdampak, mulai dari pusat data hingga perangkat konsumen massal, yang menimbulkan tantangan logistik dan finansial bagi produsen maupun pengguna akhir.
Produsen Tertekan oleh Permintaan AI
Lonjakan AI mendorong produsen utama semikonduktor mengalihkan sumber daya dan kapasitas menuju chip berbandwidth tinggi, seperti modul HBM yang sangat penting untuk aplikasi AI dan pelatihan model-model canggih.
Contohnya adalah investasi terbaru dari Micron Technology yang akan mengalokasikan lebih dari $9.600 juta untuk membangun pabrik baru khusus chip memori canggih untuk AI di Jepang.
Sebagai akibatnya, produksi memori konvensional—termasuk DRAM dan NAND—menurun, sehingga mempengaruhi ketersediaan komponen untuk server, komputer pribadi, dan perangkat mobile.
Selain itu, perusahaan teknologi besar dan penyedia layanan cloud utama memperkirakan lonjakan permintaan chip memori secara eksponensial.
Hal ini mendorong pembelian lebih awal, penimbunan inventaris, dan siklus penggantian yang lebih cepat, semakin memperbesar tekanan pada pasokan global memori tradisional.
Kelangkaan dan Kenaikan Harga di Rantai Teknologi
Sebagai dampak langsung, harga modul DRAM dan chip memori lainnya mencatat kenaikan signifikan selama 2025. Dampaknya sangat terasa pada memori DDR5 yang digunakan di server dan komputer berkinerja tinggi, serta komponen penting untuk smartphone.
Selain itu, kenaikan harga ini mulai diteruskan pada harga akhir perangkat elektronik, dan proyeksi menunjukkan efeknya bisa semakin parah pada 2026 jika tekanan pada pasokan berlanjut.
Produsen perangkat keras, otomotif, dan peralatan medis sudah memperingatkan kemungkinan kelangkaan komponen dan biaya produksi yang lebih tinggi, yang dapat mengubah dinamika pasar teknologi secara global.
Proyeksi Supercyle dan Skenario Penyesuaian yang Mungkin Terjadi
Analis industri memperkirakan kelangkaan dan tekanan kenaikan harga bisa berlangsung beberapa kuartal ke depan. Hal ini terjadi karena infrastruktur AI terus berkembang pesat, sementara produsen belum mampu menaikkan kapasitas produksi pada tingkat yang sama.
Akibatnya, jika permintaan terus-menerus melampaui pasokan, supercyle bisa dengan mudah berlanjut hingga akhir 2026.
Namun, ada juga kemungkinan terjadinya perubahan tak terduga. Peningkatan produksi secara cepat atau perlambatan permintaan dapat menyebabkan kelebihan pasokan dalam waktu singkat. Skenario ini akan memicu koreksi harga yang cepat dan memaksa produsen utama untuk meninjau ulang strategi mereka.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Ledakan AI memicu "super siklus" kelangkaan chip memori
Sumber: CritpoTendencia Judul Asli: Ledakan AI Memicu “Supercyle” Kelangkaan Chip Memori Tautan Asli: Pertumbuhan pesat kecerdasan buatan (AI) memberikan tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada industri semikonduktor. Perkembangan ini telah memicu sebuah supercyle permintaan yang menyebabkan kelangkaan dan kenaikan harga chip memori secara berkelanjutan.
Akibatnya, seluruh rantai teknologi terdampak, mulai dari pusat data hingga perangkat konsumen massal, yang menimbulkan tantangan logistik dan finansial bagi produsen maupun pengguna akhir.
Produsen Tertekan oleh Permintaan AI
Lonjakan AI mendorong produsen utama semikonduktor mengalihkan sumber daya dan kapasitas menuju chip berbandwidth tinggi, seperti modul HBM yang sangat penting untuk aplikasi AI dan pelatihan model-model canggih.
Contohnya adalah investasi terbaru dari Micron Technology yang akan mengalokasikan lebih dari $9.600 juta untuk membangun pabrik baru khusus chip memori canggih untuk AI di Jepang.
Sebagai akibatnya, produksi memori konvensional—termasuk DRAM dan NAND—menurun, sehingga mempengaruhi ketersediaan komponen untuk server, komputer pribadi, dan perangkat mobile.
Selain itu, perusahaan teknologi besar dan penyedia layanan cloud utama memperkirakan lonjakan permintaan chip memori secara eksponensial.
Hal ini mendorong pembelian lebih awal, penimbunan inventaris, dan siklus penggantian yang lebih cepat, semakin memperbesar tekanan pada pasokan global memori tradisional.
Kelangkaan dan Kenaikan Harga di Rantai Teknologi
Sebagai dampak langsung, harga modul DRAM dan chip memori lainnya mencatat kenaikan signifikan selama 2025. Dampaknya sangat terasa pada memori DDR5 yang digunakan di server dan komputer berkinerja tinggi, serta komponen penting untuk smartphone.
Selain itu, kenaikan harga ini mulai diteruskan pada harga akhir perangkat elektronik, dan proyeksi menunjukkan efeknya bisa semakin parah pada 2026 jika tekanan pada pasokan berlanjut.
Produsen perangkat keras, otomotif, dan peralatan medis sudah memperingatkan kemungkinan kelangkaan komponen dan biaya produksi yang lebih tinggi, yang dapat mengubah dinamika pasar teknologi secara global.
Proyeksi Supercyle dan Skenario Penyesuaian yang Mungkin Terjadi
Analis industri memperkirakan kelangkaan dan tekanan kenaikan harga bisa berlangsung beberapa kuartal ke depan. Hal ini terjadi karena infrastruktur AI terus berkembang pesat, sementara produsen belum mampu menaikkan kapasitas produksi pada tingkat yang sama.
Akibatnya, jika permintaan terus-menerus melampaui pasokan, supercyle bisa dengan mudah berlanjut hingga akhir 2026.
Namun, ada juga kemungkinan terjadinya perubahan tak terduga. Peningkatan produksi secara cepat atau perlambatan permintaan dapat menyebabkan kelebihan pasokan dalam waktu singkat. Skenario ini akan memicu koreksi harga yang cepat dan memaksa produsen utama untuk meninjau ulang strategi mereka.