Pasar sedang mengalami hari di mana benar-benar semuanya naik. Saham? Cek. Obligasi? Ya. Emas? Tentu saja. Bitcoin? Sudah pasti.

Pemicu utamanya? Data ekonomi yang lebih lemah dari perkiraan baru saja dirilis, dan tiba-tiba para trader memperkirakan pemangkasan suku bunga yang lebih agresif. Ini adalah skenario risk-on klasik di mana kabar buruk untuk ekonomi justru menjadi kabar baik untuk harga aset—setidaknya dalam jangka pendek.

Yang menarik di sini adalah bagaimana pergerakan Bitcoin sejalan dengan aset berisiko tradisional. Ketika ekspektasi pemangkasan suku bunga melonjak, narasi likuiditas langsung menguat. Suku bunga yang lebih rendah berarti uang lebih murah, dan secara historis itu mengalir ke segalanya mulai dari saham teknologi hingga aset digital.

Reli emas juga masuk akal—ini adalah lindung nilai inflasi paling awal dan diuntungkan dari imbal hasil riil yang lebih rendah serta ketidakpastian. Tapi Bitcoin ikut naik? Inilah kisah diversifikasi portofolio modern yang terjadi secara real time.

Patut diperhatikan bagaimana korelasi ini bertahan. Jika data ekonomi terus mengecewakan, kita mungkin akan melihat pola ini terulang. Namun jika inflasi tetap tinggi, bank sentral bisa tetap berhati-hati, dan itu akan mengubah seluruh strategi.