#美联储重启降息步伐 Ekspektasi penurunan suku bunga Fed AS pada bulan Desember semakin meningkat, dan ini merupakan kabar baik bagi Rupee India, Rupiah Indonesia, dan Won Korea. Secara teknikal, penurunan suku bunga memang bisa mengurangi tekanan depresiasi pada mata uang-mata uang ini—bagaimanapun juga, pelemahan dolar berarti tekanan arus keluar modal berkurang, sehingga dalam jangka pendek mata uang-mata uang ini mungkin bisa sedikit bernapas lega.
Namun kenyataannya tidak sesederhana itu. Pergerakan mata uang tidak pernah ditentukan hanya oleh satu variabel. Ekonomi India saat ini sedang melambat, defisit perdagangan masih melebar, dan defisit fiskal juga merupakan masalah klasik yang sulit diatasi. Dalam situasi seperti ini, meskipun The Fed benar-benar menurunkan suku bunga, seberapa besar Rupee bisa rebound masih tanda tanya.
Masalah yang dihadapi Indonesia dan Korea pun serupa—fundamental ekonomi domestik masing-masing justru menjadi faktor penentu. Pengendalian inflasi di Indonesia, data ekspor Korea, faktor-faktor internal seperti ini bobotnya jauh lebih besar dibanding perubahan kebijakan eksternal. Belum lagi risiko geopolitik global yang bisa meletup kapan saja, meningkatnya proteksionisme perdagangan juga bukan hal baru, arus modal bisa berubah sewaktu-waktu.
Jadi kesimpulannya sangat jelas: penurunan suku bunga The Fed hanyalah buff tambahan, bukan obat mujarab yang bisa menghidupkan kembali segalanya. Negara-negara emerging market kalau ekonominya sendiri tidak dikelola dengan baik, hanya mengandalkan perbaikan dari lingkungan eksternal sama sekali tidak cukup. Kuncinya tetap pada apakah masing-masing negara bisa menjaga pertumbuhan, mengendalikan utang, dan menarik investasi asing—itulah jangkar sebenarnya dari nilai tukar mata uang.
Bagi investor, jangan hanya fokus pada keputusan suku bunga The Fed. Untuk trading mata uang emerging market, Anda wajib memahami data ekonomi, arah kebijakan, dan tingkat utang luar negeri negara bersangkutan secara mendalam. Membabi buta mengikuti ekspektasi penurunan suku bunga The Fed untuk memborong mata uang Asia, sangat mungkin justru terjebak rugi. Pasar tidak pernah berutang uang pada Anda, sebelum mengambil keputusan pikirkan baik-baik di mana posisi risiko Anda.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
9 Suka
Hadiah
9
4
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
down_only_larry
· 8jam yang lalu
Benar sekali, hanya memperhatikan urusan The Fed saja memang tidak cukup. Di India sini, pertumbuhan sudah melambat, masih mau berharap bisa berbalik keadaan hanya dengan menurunkan suku bunga? Terlalu optimis, ya.
Lihat AsliBalas0
HashRatePhilosopher
· 8jam yang lalu
Buff penurunan suku bunga terdengar menyenangkan, tapi fundamental Rupee India begitu buruk, ruang rebound-nya seberapa besar juga benar-benar tidak pasti.
---
Data ekspor Korea Selatan itulah yang utama, Federal Reserve mau turunkan suku bunga atau tidak sepertinya tidak terlalu berpengaruh.
---
Saatnya membabi buta membeli mata uang Asia lagi... Bagi yang terjebak, akhir tahun nanti jangan lupa berbagi pengalaman ya.
---
Inflasi di Indonesia saja belum terkendali, sudah berharap diselamatkan The Fed? Rumah sendiri saja belum beres, kenapa berharap bantuan dari luar.
---
Benar sekali, risiko geopolitik ini sebenarnya tidak ada yang bisa memperhitungkan dengan jelas, arus dana bisa berubah dalam satu detik.
---
Bermain di pasar negara berkembang harus benar-benar memahami data keras, hanya melihat keputusan suku bunga The Fed itu sama saja menipu diri sendiri.
Lihat AsliBalas0
rekt_but_resilient
· 8jam yang lalu
Haha, orang-orang yang membeli di harga bawah untuk mata uang Asia sekarang mungkin sedang menangis.
Lihat AsliBalas0
PermabullPete
· 8jam yang lalu
Apa yang kamu katakan benar sekali, hanya saja para pemula itu selalu berpikir bisa bangkit hanya mengandalkan satu kali penurunan suku bunga dari The Fed, sadarlah kalian semua.
#美联储重启降息步伐 Ekspektasi penurunan suku bunga Fed AS pada bulan Desember semakin meningkat, dan ini merupakan kabar baik bagi Rupee India, Rupiah Indonesia, dan Won Korea. Secara teknikal, penurunan suku bunga memang bisa mengurangi tekanan depresiasi pada mata uang-mata uang ini—bagaimanapun juga, pelemahan dolar berarti tekanan arus keluar modal berkurang, sehingga dalam jangka pendek mata uang-mata uang ini mungkin bisa sedikit bernapas lega.
Namun kenyataannya tidak sesederhana itu. Pergerakan mata uang tidak pernah ditentukan hanya oleh satu variabel. Ekonomi India saat ini sedang melambat, defisit perdagangan masih melebar, dan defisit fiskal juga merupakan masalah klasik yang sulit diatasi. Dalam situasi seperti ini, meskipun The Fed benar-benar menurunkan suku bunga, seberapa besar Rupee bisa rebound masih tanda tanya.
Masalah yang dihadapi Indonesia dan Korea pun serupa—fundamental ekonomi domestik masing-masing justru menjadi faktor penentu. Pengendalian inflasi di Indonesia, data ekspor Korea, faktor-faktor internal seperti ini bobotnya jauh lebih besar dibanding perubahan kebijakan eksternal. Belum lagi risiko geopolitik global yang bisa meletup kapan saja, meningkatnya proteksionisme perdagangan juga bukan hal baru, arus modal bisa berubah sewaktu-waktu.
Jadi kesimpulannya sangat jelas: penurunan suku bunga The Fed hanyalah buff tambahan, bukan obat mujarab yang bisa menghidupkan kembali segalanya. Negara-negara emerging market kalau ekonominya sendiri tidak dikelola dengan baik, hanya mengandalkan perbaikan dari lingkungan eksternal sama sekali tidak cukup. Kuncinya tetap pada apakah masing-masing negara bisa menjaga pertumbuhan, mengendalikan utang, dan menarik investasi asing—itulah jangkar sebenarnya dari nilai tukar mata uang.
Bagi investor, jangan hanya fokus pada keputusan suku bunga The Fed. Untuk trading mata uang emerging market, Anda wajib memahami data ekonomi, arah kebijakan, dan tingkat utang luar negeri negara bersangkutan secara mendalam. Membabi buta mengikuti ekspektasi penurunan suku bunga The Fed untuk memborong mata uang Asia, sangat mungkin justru terjebak rugi. Pasar tidak pernah berutang uang pada Anda, sebelum mengambil keputusan pikirkan baik-baik di mana posisi risiko Anda.