Apa itu ROI (Return on Investment)? Singkatnya, adalah persentase keuntungan yang kamu peroleh dari modal yang diinvestasikan. Baik dalam trading saham, koin, maupun menjalankan bisnis, indikator ROI ini sangat penting. Hari ini kita akan membahas dari konsep dasar hingga aplikasi praktis, lengkap dengan rumus perhitungan ROI, agar kamu benar-benar memahami bagaimana menggunakan data untuk mengarahkan keputusan investasi.
Definisi Inti ROI (Return on Investment)
ROI adalah indikator keuangan utama yang mengukur efisiensi investasi, digunakan untuk menilai berapa banyak pengembalian yang dihasilkan dari dana yang diinvestasikan. Dalam bentuk persentase, ini menunjukkan kemampuan uangmu untuk menghasilkan keuntungan secara langsung.
Tak peduli objek investasimu adalah saham, reksa dana, cryptocurrency, maupun proyek bisnis, ROI membantu membandingkan pengembalian nyata dari berbagai investasi. Sangat penting untuk pengambilan keputusan keuangan pribadi maupun evaluasi operasional perusahaan.
Penjelasan Rumus Perhitungan ROI
Rumus ROI sangat sederhana:
ROI = (Laba Bersih ÷ Total Investasi) × 100%
Dimana, laba bersih = total pendapatan - total biaya
Contoh paling sederhana: kamu membeli saham seharga 100 juta, kemudian menjualnya seharga 130 juta, maka ROI-mu = (130 juta - 100 juta) ÷ 100 juta = 30%.
Namun, dalam praktik nyata, “pendapatan” dan “biaya” tidak semudah itu. Kamu harus memasukkan semua biaya tersembunyi yang terkait.
Cara Menghitung ROI Investasi Saham
Misalnya, kamu membeli 1000 saham dengan harga 10 dolar per saham, memegang selama satu tahun, lalu menjualnya di harga 12,5 dolar, dan menerima dividen sebesar 500 dolar. Biaya komisi transaksi total 125 dolar.
Kunci di sini adalah menghitung pendapatan dan biaya secara lengkap:
Total Pendapatan = Penjualan + Dividen = (12,5 × 1000) + 500 = 13.000 dolar
Total Biaya = Biaya pembelian + Komisi transaksi = (10 × 1000) + 125 = 10.125 dolar
Laba Bersih = 13.000 - 10.125 = 2.875 dolar
ROI = 2.875 ÷ 10.000 = 28,75%
Ini berarti tingkat pengembalian investasimu adalah 28,75%.
Perbedaan ROI dan ROAS dalam Operasi E-commerce
Dalam industri e-commerce dan periklanan, sering disebut “ROI” sebenarnya merujuk ke ROAS (Return on Ad Spend), yang bisa membingungkan.
Cara menghitung ROI yang sebenarnya:
ROI = (Penjualan - Biaya Barang) ÷ Biaya Barang
Perbedaan utama:
ROI mengukur laba akhir, sedangkan ROAS hanya mengukur pendapatan langsung dari pengeluaran iklan. Investor harus memilih indikator yang sesuai dengan konteksnya.
ROI Tahunan: Mengatasi Dimensi Waktu
ROI saja tidak memperhitungkan faktor waktu. Misalnya, proyek A memberikan 100% dalam 2 tahun, sedangkan proyek B memberikan 200% dalam 4 tahun. Mana yang lebih baik? ROI saja tidak cukup.
Di sinilah diperlukan ROI tahunan untuk menghilangkan pengaruh waktu:
Hasilnya menunjukkan bahwa ROI tahunan proyek A lebih tinggi, sehingga lebih efisien.
Perbandingan ROI, ROA, dan ROE
Dalam analisis keuangan perusahaan, ada dua indikator lain yang sering membingungkan:
Indikator
Rumus
Pengertian
ROI
Laba Bersih ÷ Total Investasi
Margin keuntungan dari modal yang diinvestasikan perusahaan
ROA
Laba Bersih ÷ Total Aset
Keuntungan yang dihasilkan dari seluruh aset (termasuk pinjaman)
ROE
Laba Bersih ÷ Ekuitas Pemegang Saham
Keuntungan yang dihasilkan dari modal pemilik
Contoh: sebuah perusahaan dengan total aset 100 juta, 50 juta berasal dari pinjaman, dan 50 juta dari ekuitas. Investasi proyek 10 juta, kembali 20 juta dalam 3 bulan.
Maka:
ROI proyek = (20 - 10) ÷ 10 = 100%
ROA = 150 ÷ 100 = 150%
ROE = 150 ÷ 50 = 300%
Analisis ROI dalam Cryptocurrency
Di dunia crypto, ROI menjadi sangat penting. Urutan ROI biasanya: Cryptocurrency > Forex > Saham > Indeks > Obligasi
Namun, ROI tinggi biasanya diikuti risiko tinggi. Misalnya, Bitcoin dan Ethereum bisa memberikan pengembalian berkali-kali lipat, tetapi volatilitasnya jauh lebih tinggi daripada saham.
Hal yang perlu diperhatikan saat berinvestasi di crypto:
Perhatikan volatilitas historis, sesuaikan posisi dengan faktor pengganda volatilitas
Cek valuasi proyek (PE percentile), proyek undervalued cenderung lebih aman dan berpotensi besar
Diversifikasi, jangan all-in pada satu aset
Cara Meningkatkan ROI Sendiri
Dari rumus ROI, meningkatkan ROI hanya bisa dilakukan dengan dua cara: meningkatkan pendapatan atau mengurangi biaya.
Dalam trading saham:
Pilih saham dengan dividen tinggi untuk mendapatkan lebih banyak keuntungan
Gunakan broker dengan biaya rendah
Kurangi frekuensi transaksi agar biaya tidak membebani
Dalam trading crypto:
Pilih platform dengan fee lebih rendah (beberapa exchange menawarkan biaya lebih murah untuk pasangan tertentu)
Gunakan leverage melalui kontrak derivatif (dengan risiko yang dikelola dengan baik)
Ikut serta dalam liquidity mining dan aktivitas high-yield lainnya
Cara paling langsung adalah: memilih instrumen dan alat trading dengan ROI tinggi.
Perbandingan Metode Investasi BerROI Tinggi
CFD(Trading
Margin requirement rendah (biasanya 20% dari total), leverage fleksibel. Dengan 10.000 dolar, bisa trading CFD saham hanya dengan 2.000 dolar margin. Jika profit 500 dolar, ROI mencapai 25%, hasilnya cukup menguntungkan.
) Forex Margin Trading
Pasar terbesar di dunia, volume harian lebih dari 6 triliun dolar. Keuntungan trading forex bisa lebih dari 30%, aktif 24 jam, tapi membutuhkan pengalaman. Perlu pengaturan stop loss dan take profit yang tepat untuk mengendalikan risiko.
Investasi Emas
Aset safe haven alami, berfungsi sebagai pelindung nilai dan peningkatan kekayaan. Performa emas stabil dan sangat menonjol saat ketidakpastian ekonomi global.
Investasi Saham
Contohnya, pasar saham AS dengan rata-rata pengembalian tahunan lebih dari 12% selama hampir 200 tahun. Sebagai pasar keuangan paling matang, risiko relatif lebih terkendali dan cocok untuk investasi jangka panjang.
Empat Poin Penting Saat Menggunakan ROI
1. Perangkap Dimensi Waktu
Dua proyek tampak sama ROI-nya, tapi satu memakan waktu satu tahun, yang lain lima tahun. Jika demikian, harus pakai ROI tahunan agar perbandingan adil, jangan sampai salah menilai efisiensi investasi.
2. ROI Tinggi = Risiko Tinggi
Ingat aturan emas investasi: Imbal hasil sebanding dengan risiko. Hanya fokus pada angka ROI tanpa menilai risiko bisa berakibat kerugian besar. Sebelum investasi, evaluasi volatilitas, likuiditas, risiko kebijakan, dan faktor lain.
3. Perhitungan Biaya Tidak Lengkap Bisa Menggelembungkan ROI
Misalnya, saat menghitung ROI properti, banyak yang lupa memasukkan bunga pinjaman, pajak, asuransi, biaya perawatan. Akibatnya, ROI yang dihitung jadi terlalu tinggi.
Cara benar: masukkan semua biaya yang mungkin muncul, lebih baik berhati-hati daripada terlalu optimis.
4. Abaikan Manfaat Non-Keuangan
ROI hanya mengukur pendapatan finansial, tidak mencerminkan manfaat sosial, kontribusi lingkungan, dan nilai soft lainnya. Untuk penilaian jangka panjang, perlu indikator yang lebih komprehensif, seperti Social Return on Investment (SROI).
Saran Investasi Terakhir
ROI adalah alat yang sangat berguna untuk menilai efisiensi investasi, tetapi bukan satu-satunya indikator. Saat menggunakan rumus ROI dan data, pertimbangkan juga:
Durasi investasi dan biaya waktu
Kemampuan menanggung risiko
Kebutuhan likuiditas dana
Kondisi pasar dan kebijakan
Ekspektasi ROI yang realistis akan membantu menghindari keinginan mengejar imbal hasil tidak realistis dan mengurangi risiko berlebihan. Tujuan tertinggi dalam berinvestasi bukanlah mengejar ROI tertinggi, melainkan mendapatkan keuntungan yang stabil dan berkelanjutan sesuai kemampuan risiko sendiri.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Bagaimana cara menghitung ROI (Return on Investment)? Bacalah artikel ini untuk memahami rumus perhitungan ROI dan penerapannya secara praktis
Apa itu ROI (Return on Investment)? Singkatnya, adalah persentase keuntungan yang kamu peroleh dari modal yang diinvestasikan. Baik dalam trading saham, koin, maupun menjalankan bisnis, indikator ROI ini sangat penting. Hari ini kita akan membahas dari konsep dasar hingga aplikasi praktis, lengkap dengan rumus perhitungan ROI, agar kamu benar-benar memahami bagaimana menggunakan data untuk mengarahkan keputusan investasi.
Definisi Inti ROI (Return on Investment)
ROI adalah indikator keuangan utama yang mengukur efisiensi investasi, digunakan untuk menilai berapa banyak pengembalian yang dihasilkan dari dana yang diinvestasikan. Dalam bentuk persentase, ini menunjukkan kemampuan uangmu untuk menghasilkan keuntungan secara langsung.
Tak peduli objek investasimu adalah saham, reksa dana, cryptocurrency, maupun proyek bisnis, ROI membantu membandingkan pengembalian nyata dari berbagai investasi. Sangat penting untuk pengambilan keputusan keuangan pribadi maupun evaluasi operasional perusahaan.
Penjelasan Rumus Perhitungan ROI
Rumus ROI sangat sederhana:
ROI = (Laba Bersih ÷ Total Investasi) × 100%
Dimana, laba bersih = total pendapatan - total biaya
Contoh paling sederhana: kamu membeli saham seharga 100 juta, kemudian menjualnya seharga 130 juta, maka ROI-mu = (130 juta - 100 juta) ÷ 100 juta = 30%.
Namun, dalam praktik nyata, “pendapatan” dan “biaya” tidak semudah itu. Kamu harus memasukkan semua biaya tersembunyi yang terkait.
Cara Menghitung ROI Investasi Saham
Misalnya, kamu membeli 1000 saham dengan harga 10 dolar per saham, memegang selama satu tahun, lalu menjualnya di harga 12,5 dolar, dan menerima dividen sebesar 500 dolar. Biaya komisi transaksi total 125 dolar.
Kunci di sini adalah menghitung pendapatan dan biaya secara lengkap:
Ini berarti tingkat pengembalian investasimu adalah 28,75%.
Perbedaan ROI dan ROAS dalam Operasi E-commerce
Dalam industri e-commerce dan periklanan, sering disebut “ROI” sebenarnya merujuk ke ROAS (Return on Ad Spend), yang bisa membingungkan.
Cara menghitung ROI yang sebenarnya: ROI = (Penjualan - Biaya Barang) ÷ Biaya Barang
Sedangkan ROAS dihitung dengan: ROAS = Pendapatan Penjualan ÷ Pengeluaran Iklan
Contoh: biaya barang 100 rupiah, harga jual 300 rupiah, menjual 10 unit, dengan biaya iklan 500 rupiah:
Perbedaan utama: ROI mengukur laba akhir, sedangkan ROAS hanya mengukur pendapatan langsung dari pengeluaran iklan. Investor harus memilih indikator yang sesuai dengan konteksnya.
ROI Tahunan: Mengatasi Dimensi Waktu
ROI saja tidak memperhitungkan faktor waktu. Misalnya, proyek A memberikan 100% dalam 2 tahun, sedangkan proyek B memberikan 200% dalam 4 tahun. Mana yang lebih baik? ROI saja tidak cukup.
Di sinilah diperlukan ROI tahunan untuk menghilangkan pengaruh waktu:
ROI Tahunan(%) = [(Total Return + 1)^(1/Periode) - 1] × 100%
Contoh perhitungan:
Hasilnya menunjukkan bahwa ROI tahunan proyek A lebih tinggi, sehingga lebih efisien.
Perbandingan ROI, ROA, dan ROE
Dalam analisis keuangan perusahaan, ada dua indikator lain yang sering membingungkan:
Contoh: sebuah perusahaan dengan total aset 100 juta, 50 juta berasal dari pinjaman, dan 50 juta dari ekuitas. Investasi proyek 10 juta, kembali 20 juta dalam 3 bulan.
Maka:
Analisis ROI dalam Cryptocurrency
Di dunia crypto, ROI menjadi sangat penting. Urutan ROI biasanya:
Cryptocurrency > Forex > Saham > Indeks > Obligasi
Namun, ROI tinggi biasanya diikuti risiko tinggi. Misalnya, Bitcoin dan Ethereum bisa memberikan pengembalian berkali-kali lipat, tetapi volatilitasnya jauh lebih tinggi daripada saham.
Hal yang perlu diperhatikan saat berinvestasi di crypto:
Cara Meningkatkan ROI Sendiri
Dari rumus ROI, meningkatkan ROI hanya bisa dilakukan dengan dua cara: meningkatkan pendapatan atau mengurangi biaya.
Dalam trading saham:
Dalam trading crypto:
Cara paling langsung adalah: memilih instrumen dan alat trading dengan ROI tinggi.
Perbandingan Metode Investasi BerROI Tinggi
CFD(Trading
Margin requirement rendah (biasanya 20% dari total), leverage fleksibel. Dengan 10.000 dolar, bisa trading CFD saham hanya dengan 2.000 dolar margin. Jika profit 500 dolar, ROI mencapai 25%, hasilnya cukup menguntungkan.
) Forex Margin Trading Pasar terbesar di dunia, volume harian lebih dari 6 triliun dolar. Keuntungan trading forex bisa lebih dari 30%, aktif 24 jam, tapi membutuhkan pengalaman. Perlu pengaturan stop loss dan take profit yang tepat untuk mengendalikan risiko.
Investasi Emas
Aset safe haven alami, berfungsi sebagai pelindung nilai dan peningkatan kekayaan. Performa emas stabil dan sangat menonjol saat ketidakpastian ekonomi global.
Investasi Saham
Contohnya, pasar saham AS dengan rata-rata pengembalian tahunan lebih dari 12% selama hampir 200 tahun. Sebagai pasar keuangan paling matang, risiko relatif lebih terkendali dan cocok untuk investasi jangka panjang.
Empat Poin Penting Saat Menggunakan ROI
1. Perangkap Dimensi Waktu
Dua proyek tampak sama ROI-nya, tapi satu memakan waktu satu tahun, yang lain lima tahun. Jika demikian, harus pakai ROI tahunan agar perbandingan adil, jangan sampai salah menilai efisiensi investasi.
2. ROI Tinggi = Risiko Tinggi
Ingat aturan emas investasi: Imbal hasil sebanding dengan risiko. Hanya fokus pada angka ROI tanpa menilai risiko bisa berakibat kerugian besar. Sebelum investasi, evaluasi volatilitas, likuiditas, risiko kebijakan, dan faktor lain.
3. Perhitungan Biaya Tidak Lengkap Bisa Menggelembungkan ROI
Misalnya, saat menghitung ROI properti, banyak yang lupa memasukkan bunga pinjaman, pajak, asuransi, biaya perawatan. Akibatnya, ROI yang dihitung jadi terlalu tinggi.
Cara benar: masukkan semua biaya yang mungkin muncul, lebih baik berhati-hati daripada terlalu optimis.
4. Abaikan Manfaat Non-Keuangan
ROI hanya mengukur pendapatan finansial, tidak mencerminkan manfaat sosial, kontribusi lingkungan, dan nilai soft lainnya. Untuk penilaian jangka panjang, perlu indikator yang lebih komprehensif, seperti Social Return on Investment (SROI).
Saran Investasi Terakhir
ROI adalah alat yang sangat berguna untuk menilai efisiensi investasi, tetapi bukan satu-satunya indikator. Saat menggunakan rumus ROI dan data, pertimbangkan juga:
Ekspektasi ROI yang realistis akan membantu menghindari keinginan mengejar imbal hasil tidak realistis dan mengurangi risiko berlebihan. Tujuan tertinggi dalam berinvestasi bukanlah mengejar ROI tertinggi, melainkan mendapatkan keuntungan yang stabil dan berkelanjutan sesuai kemampuan risiko sendiri.