Dalam era saat ini, investor dan masyarakat umum menghadapi “Inflasi (Inflation)” yang merupakan fenomena ekonomi yang berdampak pada semua aspek kehidupan. Artikel ini akan membantu Anda memahami mekanisme inflasi, penyebab terjadinya, serta strategi investasi yang tepat untuk melindungi dana Anda dari erosi akibat kondisi ini.
Inflasi: Pengertian dan Dampaknya terhadap Nilai Uang
Inflasi adalah kondisi ekonomi di mana harga barang dan jasa cenderung meningkat secara berkelanjutan. Jika dilihat dari sudut pandang nilai uang, inflasi berarti penurunan nilai uang itu sendiri. Artinya, dengan jumlah uang yang sama, Anda dapat membeli lebih sedikit barang dibanding sebelumnya, atau dengan kata lain, inflasi membuat harga barang menjadi lebih mahal.
Contoh simbolis dari inflasi
Bayangkan seorang pejabat yang memiliki uang 50 Baht sepuluh tahun lalu. Uang sebesar ini bisa membeli beberapa porsi nasi, tetapi saat ini harga naik sehingga uang 50 Baht hanya cukup untuk satu porsi. Jika tren ini berlanjut, dalam 30 tahun ke depan, satu porsi nasi bisa berharga 100 Baht atau lebih.
Inflasi tidak hanya menjadi indikator kinerja ekonomi untuk kebijakan fiskal, tetapi juga faktor penting yang harus dipertimbangkan investor dalam pengambilan keputusan investasi. Tingkat inflasi yang meningkat atau menurun berdampak langsung pada pergerakan pasar saham.
Siapa yang Mendapat Manfaat dari Inflasi?
Kelompok yang diuntungkan dari inflasi adalah pengusaha kecil, pedagang, dan penerima pendapatan yang dapat menyesuaikan harga sesuai kondisi pasar. Karena mereka mampu menaikkan harga barang dan jasa yang mereka jual sesuai permintaan pasar.
Sebaliknya, pegawai yang bergaji tetap menjadi kelompok yang dirugikan, meskipun gaji mereka naik. Tingkat kenaikan gaji biasanya lebih rendah dari tingkat inflasi, sehingga daya beli mereka benar-benar menurun.
Penyebab Terjadinya Inflasi Saat Ini
Inflasi yang terjadi saat ini disebabkan oleh beberapa faktor yang membuat situasi menjadi semakin kompleks:
Faktor permintaan dan penawaran
Setelah ekonomi global mulai pulih dari pandemi, konsumen meningkatkan permintaan terhadap barang dan jasa secara signifikan (Revenge Spending), terutama dari kelompok yang memiliki tabungan selama masa tinggal di rumah. Namun, produksi dan layanan tidak cukup untuk memenuhi permintaan ini, sehingga penjual memiliki peluang untuk menaikkan harga.
Kenaikan biaya produksi dari bahan pokok
Harga bahan pokok seperti gas alam, minyak mentah, batu bara, besi, dan tembaga meningkat secara signifikan karena gangguan produksi. Negara-negara penghasil minyak utama membatasi produksi untuk menjaga harga. Contohnya adalah harga minyak mentah yang beralih dari level terendah tahun 2020 (ช่วงการล็อกดาวน์) menjadi tertinggi saat negara-negara membuka kembali.
Masalah keterbatasan pengiriman
Masalah “Supply Chain Disruption” menunjukkan kekurangan kontainer pengangkut dan kekurangan chip semikonduktor dalam produksi perangkat elektronik yang permintaannya meningkat akibat era Work From Home.
Langkah Dasar Mengukur Inflasi
Indeks Harga Konsumen (CPI)
Setiap bulan, Kementerian Perdagangan mengumpulkan data harga dari 430 item barang dan jasa untuk menghitung Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index: CPI). Kenaikan CPI dibandingkan tahun sebelumnya disebut sebagai tingkat inflasi yang menjadi target utama Bank Indonesia.
Data terbaru tingkat inflasi
Data Januari 2024 menunjukkan CPI sebesar 110.3 (tahun dasar 2019 = 100), meningkat 0.3% dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya. Sedangkan Tingkat Inflasi Year-over-Year ( turun menjadi 1.11%, menurun selama 4 bulan berturut-turut dan berada pada level terendah dalam 35 bulan terakhir.
Penurunan ini disebabkan oleh penurunan harga di kelompok energi, didukung oleh kebijakan pemerintah dalam mengurangi biaya energi, serta penurunan harga bahan makanan segar, terutama sayur dan daging, karena peningkatan pasokan ke pasar.
) Variasi harga barang penting
Perbandingan harga rata-rata barang pokok dari tahun 2021 hingga 2024 menunjukkan volatilitas yang jelas:
Barang
2021
2022
2023
2024
Daging babi merah
137.5 Baht/kg
205 Baht/kg
125 Baht/kg
133.31 Baht/kg
Dada ayam
67.5 Baht/kg
105 Baht/kg
80 Baht/kg
80 Baht/kg
Telur ayam
4.45 Baht/butir
5 Baht/butir
3.83-4 Baht/butir
3.9 Baht/butir
Cabai rawit
45 Baht/kg
185 Baht/kg
200 Baht/kg
50-250 Baht/kg
Solar diesel
28.29 Baht/liter
34.94 Baht/liter
33.44 Baht/liter
40.24 Baht/liter
Gasohol
28.75 Baht/liter
37.15 Baht/liter
35.08 Baht/liter
39.15 Baht/liter
Penyebab Utama Inflasi
Secara umum, inflasi disebabkan oleh tiga faktor utama:
1. Demand Pull Inflation ###Inflasi dari permintaan meningkat(
Ketika konsumen membutuhkan lebih banyak barang dan jasa, tetapi produsen tidak mampu memproduksi cukup, penjual dapat menaikkan harga.
2. Cost Push Inflation )Inflasi dari kenaikan biaya produksi(
Ketika biaya produksi meningkat, produsen harus menaikkan harga barang dan jasa.
3. Printing Money Inflation )Inflasi dari pencetakan uang(
Ketika pemerintah mencetak uang dalam jumlah besar, jumlah uang dalam sistem ekonomi bertambah, menyebabkan inflasi yang sulit dikendalikan.
Inflasi vs Deflasi: Perbedaan
Deflasi )Deflation( adalah kondisi yang berlawanan dengan inflasi, terjadi saat harga barang dan jasa menurun secara terus-menerus karena permintaan menurun atau jumlah uang beredar tidak cukup.
Karakteristik
Inflasi
Deflasi
Tingkat harga
Meningkat terus-menerus
Menurun terus-menerus
Daya beli
Menurun
Meningkat
Dampak ekonomi
Mendorong pertumbuhan ekonomi )dalam batas wajar(
Menghambat pertumbuhan ekonomi
Dampak Inflasi terhadap Kehidupan Sehari-hari dan Ekonomi
) Dampak terhadap rumah tangga
Biaya hidup meningkat sehingga daya beli masyarakat berkurang
Pengeluaran bertambah, terutama untuk kebutuhan pokok seperti makanan, energi, obat-obatan
Ketegangan keuangan meningkat karena pendapatan tidak cukup mengikuti kenaikan biaya
Dampak terhadap pengusaha
Penjualan menurun karena konsumen membeli lebih sedikit
Biaya produksi naik, mengurangi margin keuntungan
Keputusan investasi menurun, mengurangi lapangan kerja
Dampak terhadap struktur ekonomi
Perkembangan jangka panjang melambat karena investasi produktivitas berkurang
Pembentukan gelembung aset saat suku bunga riil negatif
Ketidakseimbangan keuangan meningkat akibat utang rumah tangga yang melonjak
Strategi Investasi di Era Inflasi
1. Investasi pada instrumen utang yang sesuai
Pilih Floating Rate Bond atau Inflation Linked Bond yang menyesuaikan tingkat bunga sesuai kondisi pasar dan tingkat inflasi yang berubah. Pastikan memilih instrumen utang yang terpercaya.
2. Investasi pada aset yang nilainya stabil
Emas adalah pilihan yang baik karena harga cenderung bergerak seiring tingkat inflasi dan memiliki nilai intrinsik. Semakin tinggi inflasi, harga emas biasanya akan naik.
3. Investasi pada properti
Sewa properti cenderung mengikuti inflasi, sehingga investasi ini tidak terlalu dipengaruhi fluktuasi industri dan pasar saham.
4. Investasi pada saham yang diuntungkan
Saham bank mendapat manfaat dari kenaikan suku bunga karena margin bunga bersih meningkat.
Saham asuransi berinvestasi dalam obligasi pemerintah yang hasilnya mengikuti inflasi.
Saham sektor makanan mendapatkan manfaat dari permintaan barang kebutuhan pokok yang tetap tinggi.
5. Spekulasi emas melalui CFD
Cara populer mendapatkan keuntungan dari emas adalah dengan trading CFD, yang memungkinkan spekulasi naik turun tanpa harus memiliki aset fisik.
Langkah Penyesuaian Lain di Tingkat Rumah Tangga
Rencanakan investasi dengan menanamkan dana pada aset yang memberikan hasil lebih tinggi dari bunga deposito
Hindari utang tidak perlu dan disiplin dalam pengeluaran
Bangun arus kas tambahan agar pendapatan mampu mengikuti kenaikan biaya
Pantau berita ekonomi secara rutin untuk mempersiapkan diri menghadapi situasi
Kesimpulan: Memahami Inflasi untuk Melindungi Dana
Inflasi adalah fenomena ekonomi yang tak terhindarkan. Yang penting adalah memahami mekanismenya dan beradaptasi secara tepat untuk melindungi dana serta meningkatkan nilai investasi agar kembali menguntungkan.
Meskipun inflasi dalam tingkat yang wajar dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, jika terlalu tinggi hingga menjadi “Hyper Inflation”, akan menjadi ancaman bagi ekonomi dan masyarakat. Oleh karena itu, investor harus memantau data dan indikator secara cermat agar dapat memilih strategi investasi yang cerdas dan memberikan hasil yang baik dalam jangka panjang.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Apa itu inflasi dan dampaknya terhadap investasi serta kehidupan sehari-hari
Dalam era saat ini, investor dan masyarakat umum menghadapi “Inflasi (Inflation)” yang merupakan fenomena ekonomi yang berdampak pada semua aspek kehidupan. Artikel ini akan membantu Anda memahami mekanisme inflasi, penyebab terjadinya, serta strategi investasi yang tepat untuk melindungi dana Anda dari erosi akibat kondisi ini.
Inflasi: Pengertian dan Dampaknya terhadap Nilai Uang
Inflasi adalah kondisi ekonomi di mana harga barang dan jasa cenderung meningkat secara berkelanjutan. Jika dilihat dari sudut pandang nilai uang, inflasi berarti penurunan nilai uang itu sendiri. Artinya, dengan jumlah uang yang sama, Anda dapat membeli lebih sedikit barang dibanding sebelumnya, atau dengan kata lain, inflasi membuat harga barang menjadi lebih mahal.
Contoh simbolis dari inflasi
Bayangkan seorang pejabat yang memiliki uang 50 Baht sepuluh tahun lalu. Uang sebesar ini bisa membeli beberapa porsi nasi, tetapi saat ini harga naik sehingga uang 50 Baht hanya cukup untuk satu porsi. Jika tren ini berlanjut, dalam 30 tahun ke depan, satu porsi nasi bisa berharga 100 Baht atau lebih.
Inflasi tidak hanya menjadi indikator kinerja ekonomi untuk kebijakan fiskal, tetapi juga faktor penting yang harus dipertimbangkan investor dalam pengambilan keputusan investasi. Tingkat inflasi yang meningkat atau menurun berdampak langsung pada pergerakan pasar saham.
Siapa yang Mendapat Manfaat dari Inflasi?
Kelompok yang diuntungkan dari inflasi adalah pengusaha kecil, pedagang, dan penerima pendapatan yang dapat menyesuaikan harga sesuai kondisi pasar. Karena mereka mampu menaikkan harga barang dan jasa yang mereka jual sesuai permintaan pasar.
Sebaliknya, pegawai yang bergaji tetap menjadi kelompok yang dirugikan, meskipun gaji mereka naik. Tingkat kenaikan gaji biasanya lebih rendah dari tingkat inflasi, sehingga daya beli mereka benar-benar menurun.
Penyebab Terjadinya Inflasi Saat Ini
Inflasi yang terjadi saat ini disebabkan oleh beberapa faktor yang membuat situasi menjadi semakin kompleks:
Faktor permintaan dan penawaran
Setelah ekonomi global mulai pulih dari pandemi, konsumen meningkatkan permintaan terhadap barang dan jasa secara signifikan (Revenge Spending), terutama dari kelompok yang memiliki tabungan selama masa tinggal di rumah. Namun, produksi dan layanan tidak cukup untuk memenuhi permintaan ini, sehingga penjual memiliki peluang untuk menaikkan harga.
Kenaikan biaya produksi dari bahan pokok
Harga bahan pokok seperti gas alam, minyak mentah, batu bara, besi, dan tembaga meningkat secara signifikan karena gangguan produksi. Negara-negara penghasil minyak utama membatasi produksi untuk menjaga harga. Contohnya adalah harga minyak mentah yang beralih dari level terendah tahun 2020 (ช่วงการล็อกดาวน์) menjadi tertinggi saat negara-negara membuka kembali.
Masalah keterbatasan pengiriman
Masalah “Supply Chain Disruption” menunjukkan kekurangan kontainer pengangkut dan kekurangan chip semikonduktor dalam produksi perangkat elektronik yang permintaannya meningkat akibat era Work From Home.
Langkah Dasar Mengukur Inflasi
Indeks Harga Konsumen (CPI)
Setiap bulan, Kementerian Perdagangan mengumpulkan data harga dari 430 item barang dan jasa untuk menghitung Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index: CPI). Kenaikan CPI dibandingkan tahun sebelumnya disebut sebagai tingkat inflasi yang menjadi target utama Bank Indonesia.
Data terbaru tingkat inflasi
Data Januari 2024 menunjukkan CPI sebesar 110.3 (tahun dasar 2019 = 100), meningkat 0.3% dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya. Sedangkan Tingkat Inflasi Year-over-Year ( turun menjadi 1.11%, menurun selama 4 bulan berturut-turut dan berada pada level terendah dalam 35 bulan terakhir.
Penurunan ini disebabkan oleh penurunan harga di kelompok energi, didukung oleh kebijakan pemerintah dalam mengurangi biaya energi, serta penurunan harga bahan makanan segar, terutama sayur dan daging, karena peningkatan pasokan ke pasar.
) Variasi harga barang penting
Perbandingan harga rata-rata barang pokok dari tahun 2021 hingga 2024 menunjukkan volatilitas yang jelas:
Penyebab Utama Inflasi
Secara umum, inflasi disebabkan oleh tiga faktor utama:
1. Demand Pull Inflation ###Inflasi dari permintaan meningkat( Ketika konsumen membutuhkan lebih banyak barang dan jasa, tetapi produsen tidak mampu memproduksi cukup, penjual dapat menaikkan harga.
2. Cost Push Inflation )Inflasi dari kenaikan biaya produksi( Ketika biaya produksi meningkat, produsen harus menaikkan harga barang dan jasa.
3. Printing Money Inflation )Inflasi dari pencetakan uang( Ketika pemerintah mencetak uang dalam jumlah besar, jumlah uang dalam sistem ekonomi bertambah, menyebabkan inflasi yang sulit dikendalikan.
Inflasi vs Deflasi: Perbedaan
Deflasi )Deflation( adalah kondisi yang berlawanan dengan inflasi, terjadi saat harga barang dan jasa menurun secara terus-menerus karena permintaan menurun atau jumlah uang beredar tidak cukup.
Dampak Inflasi terhadap Kehidupan Sehari-hari dan Ekonomi
) Dampak terhadap rumah tangga
Dampak terhadap pengusaha
Dampak terhadap struktur ekonomi
Strategi Investasi di Era Inflasi
1. Investasi pada instrumen utang yang sesuai
Pilih Floating Rate Bond atau Inflation Linked Bond yang menyesuaikan tingkat bunga sesuai kondisi pasar dan tingkat inflasi yang berubah. Pastikan memilih instrumen utang yang terpercaya.
2. Investasi pada aset yang nilainya stabil
Emas adalah pilihan yang baik karena harga cenderung bergerak seiring tingkat inflasi dan memiliki nilai intrinsik. Semakin tinggi inflasi, harga emas biasanya akan naik.
3. Investasi pada properti
Sewa properti cenderung mengikuti inflasi, sehingga investasi ini tidak terlalu dipengaruhi fluktuasi industri dan pasar saham.
4. Investasi pada saham yang diuntungkan
Saham bank mendapat manfaat dari kenaikan suku bunga karena margin bunga bersih meningkat.
Saham asuransi berinvestasi dalam obligasi pemerintah yang hasilnya mengikuti inflasi.
Saham sektor makanan mendapatkan manfaat dari permintaan barang kebutuhan pokok yang tetap tinggi.
5. Spekulasi emas melalui CFD
Cara populer mendapatkan keuntungan dari emas adalah dengan trading CFD, yang memungkinkan spekulasi naik turun tanpa harus memiliki aset fisik.
Langkah Penyesuaian Lain di Tingkat Rumah Tangga
Kesimpulan: Memahami Inflasi untuk Melindungi Dana
Inflasi adalah fenomena ekonomi yang tak terhindarkan. Yang penting adalah memahami mekanismenya dan beradaptasi secara tepat untuk melindungi dana serta meningkatkan nilai investasi agar kembali menguntungkan.
Meskipun inflasi dalam tingkat yang wajar dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, jika terlalu tinggi hingga menjadi “Hyper Inflation”, akan menjadi ancaman bagi ekonomi dan masyarakat. Oleh karena itu, investor harus memantau data dan indikator secara cermat agar dapat memilih strategi investasi yang cerdas dan memberikan hasil yang baik dalam jangka panjang.