Deflasi adalah kondisi ekonomi yang berlawanan dengan inflasi. Nilai uang akan meningkat sementara harga barang dan jasa menurun, berbeda dengan inflasi di mana harga barang naik menyebabkan nilai uang menurun. Ketika deflasi terjadi, masyarakat akan memiliki daya beli yang lebih tinggi, dapat membeli lebih banyak barang dan jasa dengan jumlah uang yang sama.
Pentingnya istilah deflasi adalah sebagai kondisi di mana tingkat harga secara keseluruhan tidak berarti bahwa semua harga akan turun karena beberapa jenis barang mungkin meningkat, tetapi rata-rata umum akan menurun. Ini adalah poin penting yang harus dipahami oleh investor dengan jelas.
Penyebab Terjadinya Deflasi
Faktor Penawaran
Ketika penawaran barang dan jasa meningkat dalam waktu singkat, permintaan untuk menjualnya menjadi tinggi tetapi pembeli sedikit. Atau kemajuan teknologi menyebabkan biaya produksi menurun secara signifikan, sehingga produsen dapat menurunkan harga barang. Meskipun ini tampak sebagai kabar baik, sebenarnya sering menimbulkan berbagai masalah.
Faktor Permintaan
Permintaan untuk membeli barang dan jasa menurun secara jelas. Penyebabnya bisa karena masyarakat memiliki beban utang yang meningkat, pendapatan bersih rumah tangga menurun, tingkat pengangguran meningkat, atau lembaga keuangan menjadi lebih ketat dalam memberikan kredit. Semua ini menyebabkan orang tidak banyak mengeluarkan uang untuk belanja.
Apakah Thailand Sedang Mengalami Deflasi?
Melihat kembali ke masa COVID-19, kondisi ekonomi Thailand sangat terpengaruh. Pada April 2563, indeks harga konsumen umum mengalami kontraksi sebesar 2,99% per tahun, yang merupakan kontraksi terkuat dalam lebih dari 10 tahun. Harga minyak mentah terus menurun dan tetap rendah. Pembatasan kegiatan ekonomi mengurangi permintaan barang dan jasa baik di dalam maupun luar negeri.
Namun, jika mempertimbangkan kondisi masuk ke dalam deflasi, Thailand belum benar-benar memasuki kondisi tersebut secara lengkap karena tidak memenuhi definisi lengkapnya. Indeks harga konsumen diperkirakan akan kembali ke 0,9% pada tahun 2564, sementara 70% dari barang dan jasa harganya stabil atau meningkat.
Dampak Deflasi terhadap Sistem Ekonomi dan Kehidupan Sehari-hari
Dampak Negatif dari Deflasi
Meningkatkan Tingkat Pengangguran - Ketika harga barang turun, laba produsen juga menurun. Mereka kemudian memutuskan mengurangi biaya dengan memecat pekerja, sehingga tingkat pengangguran meningkat.
Siklus Penurunan (Deflationary Spiral) - Masyarakat memperkirakan harga akan turun lagi, sehingga menunda pembelian dan menyimpan uang. Produsen melihat permintaan menurun dan harus menurunkan harga lagi, memecat lebih banyak orang. Orang yang kehilangan pekerjaan pun semakin enggan membeli, ini adalah siklus penurunan yang sangat sulit dihentikan.
Dampak terhadap Masyarakat - Kreditur diuntungkan karena uang yang dikembalikan bernilai lebih tinggi, sementara debitur menghadapi masalah karena utang yang harus dibayar nilainya meningkat. Pekerja tetap seperti pegawai tetap diuntungkan karena gaji tetap tetapi barang menjadi lebih murah, sedangkan pengusaha dan pemegang saham merugi.
Dampak terhadap Bisnis - Pengusaha harus menurunkan harga, mengurangi produksi, dan sebagian harus menutup usaha, yang berdampak negatif terhadap ekonomi secara keseluruhan.
Keuntungan dari Deflasi
Uang Tunai Bernilai Lebih Tinggi - Pemilik uang tunai dapat menyimpan dan menunggu peluang, serta memiliki daya beli yang meningkat seiring waktu.
Harga yang Benar-benar Lebih Murah - Pengusaha harus meningkatkan insentif melalui promosi, sehingga konsumen dapat membeli barang dengan harga yang lebih murah.
Contoh Sejarah tentang Deflasi
The Great Depression di Amerika Serikat
Salah satu kondisi ekonomi terburuk dalam sejarah terjadi saat pasar saham AS mengalami kontraksi besar-besaran sejak tahun 1929. Peristiwa yang dikenal sebagai “Black Tuesday” menyebabkan:
PDB menurun lebih dari 15%
Tingkat pengangguran melonjak hingga 23% di AS, dan hingga 33% di beberapa negara lain
Nilai hasil pertanian turun lebih dari 60%
Volume perdagangan internasional turun lebih dari 50%
Dampaknya berlangsung hingga Perang Dunia II
Strategi Investasi Saat Deflasi
Menyimpan Uang Tunai
Dalam kondisi deflasi, menyimpan uang tunai dianggap sebagai investasi yang baik karena nilainya meningkat seiring waktu. Cocok bagi yang menunggu waktu yang tepat untuk berinvestasi di masa depan.
Instrumen Utang (Bonds)
Bank sentral biasanya menurunkan suku bunga selama deflasi, sehingga nilai instrumen utang meningkat. Pilihlah instrumen utang yang memiliki kepercayaan tinggi dan pelajari informasinya secara detail sebelum memutuskan.
Saham (Equities)
Disarankan berinvestasi pada perusahaan yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti makanan dan minuman, atau barang yang pasti dibeli orang. Strategi lain meliputi:
Pelajari kinerja perusahaan - Saham yang lebih kuat dari pasar mungkin lebih tahan terhadap kondisi ini
Diversifikasi pembelian - Jangan gunakan seluruh dana sekaligus, hindari risiko kekurangan dana
Short Selling - Teknik tingkat tinggi untuk mendapatkan keuntungan dari penurunan harga
Emas
Harga emas biasanya menurun selama deflasi, memberi peluang bagi investor untuk membeli dengan harga lebih murah. Emas memiliki nilai intrinsik dan merupakan diversifikasi risiko yang baik.
Properti
Kondisi deflasi membuat penjual yang mendesak harus menurunkan harga properti. Namun, investasi jenis ini cocok untuk orang yang memiliki dana dingin karena membutuhkan waktu lama untuk perputaran uang.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Apa itu deflasi dan bagaimana cara berinvestasi selama resesi ekonomi
Pemahaman Dasar tentang Deflasi
Deflasi adalah kondisi ekonomi yang berlawanan dengan inflasi. Nilai uang akan meningkat sementara harga barang dan jasa menurun, berbeda dengan inflasi di mana harga barang naik menyebabkan nilai uang menurun. Ketika deflasi terjadi, masyarakat akan memiliki daya beli yang lebih tinggi, dapat membeli lebih banyak barang dan jasa dengan jumlah uang yang sama.
Pentingnya istilah deflasi adalah sebagai kondisi di mana tingkat harga secara keseluruhan tidak berarti bahwa semua harga akan turun karena beberapa jenis barang mungkin meningkat, tetapi rata-rata umum akan menurun. Ini adalah poin penting yang harus dipahami oleh investor dengan jelas.
Penyebab Terjadinya Deflasi
Faktor Penawaran
Ketika penawaran barang dan jasa meningkat dalam waktu singkat, permintaan untuk menjualnya menjadi tinggi tetapi pembeli sedikit. Atau kemajuan teknologi menyebabkan biaya produksi menurun secara signifikan, sehingga produsen dapat menurunkan harga barang. Meskipun ini tampak sebagai kabar baik, sebenarnya sering menimbulkan berbagai masalah.
Faktor Permintaan
Permintaan untuk membeli barang dan jasa menurun secara jelas. Penyebabnya bisa karena masyarakat memiliki beban utang yang meningkat, pendapatan bersih rumah tangga menurun, tingkat pengangguran meningkat, atau lembaga keuangan menjadi lebih ketat dalam memberikan kredit. Semua ini menyebabkan orang tidak banyak mengeluarkan uang untuk belanja.
Apakah Thailand Sedang Mengalami Deflasi?
Melihat kembali ke masa COVID-19, kondisi ekonomi Thailand sangat terpengaruh. Pada April 2563, indeks harga konsumen umum mengalami kontraksi sebesar 2,99% per tahun, yang merupakan kontraksi terkuat dalam lebih dari 10 tahun. Harga minyak mentah terus menurun dan tetap rendah. Pembatasan kegiatan ekonomi mengurangi permintaan barang dan jasa baik di dalam maupun luar negeri.
Namun, jika mempertimbangkan kondisi masuk ke dalam deflasi, Thailand belum benar-benar memasuki kondisi tersebut secara lengkap karena tidak memenuhi definisi lengkapnya. Indeks harga konsumen diperkirakan akan kembali ke 0,9% pada tahun 2564, sementara 70% dari barang dan jasa harganya stabil atau meningkat.
Dampak Deflasi terhadap Sistem Ekonomi dan Kehidupan Sehari-hari
Dampak Negatif dari Deflasi
Meningkatkan Tingkat Pengangguran - Ketika harga barang turun, laba produsen juga menurun. Mereka kemudian memutuskan mengurangi biaya dengan memecat pekerja, sehingga tingkat pengangguran meningkat.
Siklus Penurunan (Deflationary Spiral) - Masyarakat memperkirakan harga akan turun lagi, sehingga menunda pembelian dan menyimpan uang. Produsen melihat permintaan menurun dan harus menurunkan harga lagi, memecat lebih banyak orang. Orang yang kehilangan pekerjaan pun semakin enggan membeli, ini adalah siklus penurunan yang sangat sulit dihentikan.
Dampak terhadap Masyarakat - Kreditur diuntungkan karena uang yang dikembalikan bernilai lebih tinggi, sementara debitur menghadapi masalah karena utang yang harus dibayar nilainya meningkat. Pekerja tetap seperti pegawai tetap diuntungkan karena gaji tetap tetapi barang menjadi lebih murah, sedangkan pengusaha dan pemegang saham merugi.
Dampak terhadap Bisnis - Pengusaha harus menurunkan harga, mengurangi produksi, dan sebagian harus menutup usaha, yang berdampak negatif terhadap ekonomi secara keseluruhan.
Keuntungan dari Deflasi
Uang Tunai Bernilai Lebih Tinggi - Pemilik uang tunai dapat menyimpan dan menunggu peluang, serta memiliki daya beli yang meningkat seiring waktu.
Harga yang Benar-benar Lebih Murah - Pengusaha harus meningkatkan insentif melalui promosi, sehingga konsumen dapat membeli barang dengan harga yang lebih murah.
Contoh Sejarah tentang Deflasi
The Great Depression di Amerika Serikat
Salah satu kondisi ekonomi terburuk dalam sejarah terjadi saat pasar saham AS mengalami kontraksi besar-besaran sejak tahun 1929. Peristiwa yang dikenal sebagai “Black Tuesday” menyebabkan:
Strategi Investasi Saat Deflasi
Menyimpan Uang Tunai
Dalam kondisi deflasi, menyimpan uang tunai dianggap sebagai investasi yang baik karena nilainya meningkat seiring waktu. Cocok bagi yang menunggu waktu yang tepat untuk berinvestasi di masa depan.
Instrumen Utang (Bonds)
Bank sentral biasanya menurunkan suku bunga selama deflasi, sehingga nilai instrumen utang meningkat. Pilihlah instrumen utang yang memiliki kepercayaan tinggi dan pelajari informasinya secara detail sebelum memutuskan.
Saham (Equities)
Disarankan berinvestasi pada perusahaan yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti makanan dan minuman, atau barang yang pasti dibeli orang. Strategi lain meliputi:
Emas
Harga emas biasanya menurun selama deflasi, memberi peluang bagi investor untuk membeli dengan harga lebih murah. Emas memiliki nilai intrinsik dan merupakan diversifikasi risiko yang baik.
Properti
Kondisi deflasi membuat penjual yang mendesak harus menurunkan harga properti. Namun, investasi jenis ini cocok untuk orang yang memiliki dana dingin karena membutuhkan waktu lama untuk perputaran uang.