Dalam pasar aset digital, untuk mendapatkan keuntungan yang stabil, mengandalkan intuisi saja jauh dari cukup. Apakah kamu seorang pemula di dunia kripto atau trader berpengalaman, menguasai analisis teknikal crypto adalah senjata wajib untuk meningkatkan peluang keberhasilan trading. Para trader yang sukses mampu terus meraih keuntungan karena mereka tahu bagaimana menggunakan alat analisis teknikal untuk membaca sinyal pasar.
Mengapa analisis teknikal sangat penting bagi trader?
Keberhasilan trading di dunia kripto memerlukan jawaban atas tiga pertanyaan inti: Pada level harga berapa sebaiknya membeli agar masuk akal? Berapa banyak yang diharapkan bisa didapatkan? Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai target harga?
Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ini tersembunyi dalam data pasar. Itulah mengapa trader profesional menggabungkan analisis teknikal dan analisis fundamental. Yang pertama fokus pada data harga dan volume transaksi historis, menggunakan pola grafik untuk memprediksi tren masa depan; yang kedua menilai faktor ekonomi makro, tren industri, dan kompetisi untuk menilai nilai intrinsik aset.
Bagi trader yang ingin cepat mengambil keputusan di pasar kripto, analisis teknikal crypto menyediakan seperangkat alat lengkap. Panduan ini akan membimbingmu melewati dunia analisis teknikal yang kompleks, mengajarkan cara mengenali tren pasar, menangkap peluang trading, dan membuat keputusan yang lebih cerdas.
Apa esensi dari analisis teknikal?
Analisis teknikal adalah metode memprediksi arah pasar masa depan dengan mempelajari tren harga historis dan data volume transaksi, menggunakan model matematika. Asumsi utamanya sangat sederhana: perilaku pasar bersifat prediktif, begitu tren terbentuk, biasanya akan berlanjut selama beberapa waktu sebelum berbalik.
Bayangkan jika kamu mampu memprediksi dengan akurat bahwa pasar mendekati titik terendah, sehingga bisa membeli dengan harga rendah, lalu saat rebound menjual di harga tinggi—itulah sumber keuntungan. Tapi bagaimana menemukan “titik terendah” itu? Jawabannya adalah melalui analisis teknikal yang sistematis.
Namun perlu diingat, tidak ada satu metode analisis yang berlaku universal. Setiap trader memiliki indikator favoritnya sendiri, dan interpretasi sinyal yang sama bisa berbeda. Intinya adalah memahami bahwa analisis teknikal bukan alat prediksi yang sempurna. Berbeda dengan analisis fundamental yang mempertimbangkan banyak faktor, analisis teknikal hanya fokus pada data harga historis, sehingga tingkat akurasinya pasti memiliki keterbatasan.
Karena itu, banyak trader menggunakannya untuk menangkap fluktuasi harga jangka pendek dan peluang trading, terutama dengan persiapan matang sebelum membuka posisi.
Logika pasar di balik perilaku harga
Harga tidak bergerak tanpa alasan—setiap kenaikan dan penurunan memiliki ceritanya sendiri. Dengan menganalisis data historis, trader dapat “menginterpretasikan” cerita tersebut dan memprediksi apa yang mungkin terjadi selanjutnya.
Pergerakan harga di pasar kripto pada dasarnya didorong oleh hubungan penawaran dan permintaan: saat permintaan melebihi penawaran, harga naik; sebaliknya, saat penawaran lebih besar dari permintaan, harga turun. Tapi tantangannya adalah: kapan perubahan ini akan terjadi dan bagaimana menentukannya secara tepat?
Tugas analis teknikal profesional adalah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap latar belakang pasar dan menentukan titik-titik kunci yang mungkin memicu langkah selanjutnya. Ini membutuhkan kombinasi berbagai alat. Selain mempelajari data harga itu sendiri, trader juga menggunakan “indikator” (berbagai alat grafik) untuk menganalisis volume dan likuiditas. Indikator-indikator ini memainkan peran penting dalam analisis teknikal.
Penjelasan lengkap indikator teknikal utama
Simple Moving Average (SMA) dan versi upgrade-nya
SMA adalah alat analisis teknikal paling klasik. Cara menghitungnya sangat sederhana: ambil harga penutupan dalam periode tertentu, jumlahkan, lalu bagi dengan jumlah periode. Misalnya, harga tiga hari berturut-turut adalah 1, 2, 3, maka SMA = (1+2+3) ÷ 3 = 2.
Dinamakan “moving” karena setiap kali harga baru muncul, nilai rata-rata akan diperbarui, membentuk garis yang “menggeser” mengikuti pergerakan harga. Kegunaan utama garis ini adalah menyaring noise jangka pendek dan membantu trader melihat arah tren utama.
Exponential Moving Average (EMA) adalah versi upgrade dari SMA. EMA memberi bobot lebih besar pada harga terbaru, sehingga lebih sensitif terhadap perubahan harga terkini. Dengan kata lain, EMA lebih “lincah”.
Cara praktis menggunakan EMA
Sinyal beli: Saat harga turun mendekati garis EMA atau menembusnya dari atas ke bawah, bisa dipertimbangkan membuka posisi beli
Sinyal jual: Saat harga menembus garis EMA dari bawah ke atas, pertimbangkan untuk mengurangi posisi atau stop loss
EMA juga berguna untuk menandai level support dan resistance:
EMA yang naik biasanya berfungsi sebagai support
EMA yang turun biasanya menjadi resistance
Dalam tren yang jelas, EMA tampil optimal. Saat harga aset kripto di atas EMA, menunjukkan tren naik; di bawahnya, tren turun. Trader harus memperhatikan kemiringan (slope) dan kecepatan perubahan EMA. Tapi ingat, EMA adalah indikator lagging, sinyal yang diberikan akan tertunda, sehingga tidak bisa digunakan untuk memprediksi puncak atau dasar secara tepat.
Kombinasi menarik adalah: saat EMA menembus SMA dari bawah ke atas, itu sinyal beli; sebaliknya, dari atas ke bawah, sinyal jual.
Relative Strength Index (RSI)
RSI termasuk kategori “oscillator”, berbeda dari moving average yang mengikuti harga. RSI mengubah data harga menjadi angka dalam rentang tertentu—untuk RSI, 0-100.
Fungsi RSI adalah menilai apakah aset sedang dalam kondisi oversold atau overbought. Dengan mengevaluasi besar dan kecepatan perubahan harga, indikator ini membantu trader mengidentifikasi batas atas dan bawah pasar. Dalam pasar yang sangat fluktuatif, RSI membantu menentukan titik masuk dan keluar yang tepat. Oleh karena itu, RSI adalah alat yang sangat andal bagi trader kripto.
Versi lanjutan oscillator: stochastic RSI
Beberapa trader berpengalaman menggunakan stochastic RSI untuk mendapatkan analisis sensitivitas pasar yang lebih dalam. Indikator ini merupakan turunan dari RSI yang diproses dengan rumus matematika tertentu. Stochastic RSI juga berfluktuasi dalam rentang 0-100 dan merupakan gabungan dari formula stochastic dan RSI.
MACD: Dialog antara dua moving average
MACD (Moving Average Convergence Divergence) mengirimkan sinyal melalui interaksi dua garis EMA. Secara spesifik, MACD adalah selisih antara EMA periode pendek dan panjang, biasanya 12 dan 26 hari, lalu hasilnya diplot sebagai garis utama. Garis ini kemudian dibandingkan dengan garis sinyal (average dari MACD) untuk menghasilkan sinyal trading. Perbedaan keduanya digambarkan dalam histogram batang yang menunjukkan momentum.
Rumus perhitungannya: MACD = EMA 12 hari – EMA 26 hari
Interpretasi sinyal MACD
Cross bullish: Saat garis MACD menembus di atas garis nol, ini sinyal beli
Cross bearish: Saat garis MACD menembus di bawah garis nol, ini sinyal jual
Bollinger Bands: Visualisasi volatilitas
Bollinger Bands adalah alat favorit trader untuk mengukur volatilitas. Terdiri dari tiga garis: garis tengah adalah SMA, dan dua garis di atas dan bawah mengikuti pergerakan harga berdasarkan deviasi standar dari SMA tersebut.
Penggunaannya meliputi:
Mengidentifikasi tren pasar saat ini
Mengukur tingkat volatilitas pasar
Memprediksi titik pembalikan harga potensial
Strategi Price Action
Beberapa trader tidak bergantung pada indikator apa pun, melainkan mengamati perilaku harga (Price Action)—menganalisis grafik harga dan volume transaksi untuk pengambilan keputusan. Metode ini memiliki keunggulan karena tidak memerlukan alat tambahan, cukup pengalaman dan pengamatan.
Pergerakan harga terbagi menjadi dua: tren dan koreksi (juga disebut impuls dan retracement). Saat tren impuls lebih besar dari koreksi, tren dianggap sah. Trader mengamati posisi “high” dan “low” lokal untuk menentukan arah tren:
Tren naik: high dan low berikutnya lebih tinggi dari sebelumnya
Tren turun: sebaliknya
Harga biasanya berosilasi di antara support dan resistance, memberi area masuk dan keluar yang jelas.
Analisis candlestick: Kebijaksanaan samurai Jepang
Grafik candlestick (atau lilin) ditemukan pertama kali oleh pedagang beras Jepang abad ke-18 dan menjadi alat utama memahami pergerakan harga. Dalam grafik harian, setiap lilin mewakili satu hari trading, berisi empat informasi utama:
Badan lilin: rentang harga dari open sampai close
Sumbu atas dan bawah: harga tertinggi dan terendah hari itu
Polanya beragam dan memberi petunjuk penting—beberapa menunjukkan keseimbangan kekuatan beli dan jual, beberapa mengindikasikan kelanjutan tren, dan lainnya menandakan keragu-raguan pasar.
Pivot Point: Support dan resistance objektif
Pivot Point adalah alat rahasia trader profesional untuk mengidentifikasi level support dan resistance. Keunggulannya adalah: sepenuhnya objektif dan tidak bergantung pada penilaian subjektif.
Metode ini berasal dari para market maker di NYSE dan kini banyak digunakan di pasar saham, komoditas, dan juga kripto. Pivot Point tidak hanya menandai area potensi pembalikan harga, tetapi juga membantu menilai tren secara keseluruhan: jika harga menembus pivot point ke atas, tren cenderung bullish; jika menembus ke bawah, tren bearish.
Metode paling populer adalah “Five Point System”, berdasarkan rata-rata aritmatika dari harga tertinggi, terendah, dan penutupan periode sebelumnya, menghasilkan lima level: dua support, dua resistance, dan pivot point.
Rumus perhitungan:
P = (High sebelumnya + Low sebelumnya + Close sebelumnya) ÷ 3
S1 = 2×P – High sebelumnya
S2 = P – (High sebelumnya – Low sebelumnya)
R1 = 2×P – Low sebelumnya
R2 = P + (High sebelumnya – Low sebelumnya)
( Fibonacci Retracement: Kekuatan matematika
Fibonacci retracement adalah alat prediksi support dan resistance potensial berdasarkan rasio matematika. Saat digunakan dengan benar, garis Fibonacci membantu mengidentifikasi area di mana harga mungkin berhenti dan berbalik. Tapi ingat, garis Fibonacci hanyalah alat konfirmasi, sebaiknya dikombinasikan dengan indikator lain seperti MACD, garis tren, moving average, dan volume. Semakin banyak konfirmasi, semakin andal peluang trading.
)# Mengapa trader kripto bergantung pada Fibonacci?
Pasar kripto tidak naik atau turun secara linier, melainkan mengalami “rebound” atau “correction”. Trader menggunakan Fibonacci retracement untuk memperkirakan seberapa jauh koreksi akan berlangsung. Rasio ini didasarkan pada rasio emas: 0, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, 144… di mana setiap angka kira-kira 1.618 kali angka sebelumnya.
Garis Fibonacci digambar di grafik untuk menentukan level support dan resistance utama: tiga garis utama adalah 100% (puncak tertinggi), 0% (puncak terendah), dan 50% (tengah). Tiga garis lainnya adalah 61.8%, 38.2%, dan 23.6%, yang merupakan rasio emas dan sering menjadi titik balik harga.
Mengintegrasikan semua alat menjadi sistem tradingmu
Tujuan utama menguasai analisis teknikal crypto adalah memahami bagaimana aset bergerak dan memprediksi arah masa depannya. Berita baiknya, alat keuangan sering mengulangi pola historis. Tapi kenyataannya, analisis teknikal bukanlah alat yang tak terkalahkan dan bisa gagal.
Trader yang sukses selalu mengkritisi setiap sinyal dan menempatkan manajemen risiko sebagai prioritas utama. Sebagai trader, kamu harus memahami logika di balik setiap pergerakan Bitcoin dan aset lainnya, serta membangun sistem manajemen posisi yang lengkap.
Menguasai analisis teknikal memang membutuhkan waktu dan latihan, tapi begitu dikuasai, alat ini bisa terus-menerus menghasilkan keuntungan. Meskipun dunia akademis masih memperdebatkan keefektifan analisis teknikal, kenyataannya: menggabungkan analisis teknikal dan fundamental adalah pilihan paling bijak.
Analisis fundamental biasanya digunakan untuk perencanaan investasi jangka panjang, sementara analisis teknikal mendukung trading jangka pendek, terutama dalam menentukan waktu masuk dan keluar terbaik. Menggunakan keduanya secara bersamaan akan membantu kamu bertahan di pasar aset digital yang sangat dinamis.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Kunci Rahasia Perdagangan Cryptocurrency: Panduan Praktis Analisis Teknikal
Dalam pasar aset digital, untuk mendapatkan keuntungan yang stabil, mengandalkan intuisi saja jauh dari cukup. Apakah kamu seorang pemula di dunia kripto atau trader berpengalaman, menguasai analisis teknikal crypto adalah senjata wajib untuk meningkatkan peluang keberhasilan trading. Para trader yang sukses mampu terus meraih keuntungan karena mereka tahu bagaimana menggunakan alat analisis teknikal untuk membaca sinyal pasar.
Mengapa analisis teknikal sangat penting bagi trader?
Keberhasilan trading di dunia kripto memerlukan jawaban atas tiga pertanyaan inti: Pada level harga berapa sebaiknya membeli agar masuk akal? Berapa banyak yang diharapkan bisa didapatkan? Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai target harga?
Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ini tersembunyi dalam data pasar. Itulah mengapa trader profesional menggabungkan analisis teknikal dan analisis fundamental. Yang pertama fokus pada data harga dan volume transaksi historis, menggunakan pola grafik untuk memprediksi tren masa depan; yang kedua menilai faktor ekonomi makro, tren industri, dan kompetisi untuk menilai nilai intrinsik aset.
Bagi trader yang ingin cepat mengambil keputusan di pasar kripto, analisis teknikal crypto menyediakan seperangkat alat lengkap. Panduan ini akan membimbingmu melewati dunia analisis teknikal yang kompleks, mengajarkan cara mengenali tren pasar, menangkap peluang trading, dan membuat keputusan yang lebih cerdas.
Apa esensi dari analisis teknikal?
Analisis teknikal adalah metode memprediksi arah pasar masa depan dengan mempelajari tren harga historis dan data volume transaksi, menggunakan model matematika. Asumsi utamanya sangat sederhana: perilaku pasar bersifat prediktif, begitu tren terbentuk, biasanya akan berlanjut selama beberapa waktu sebelum berbalik.
Bayangkan jika kamu mampu memprediksi dengan akurat bahwa pasar mendekati titik terendah, sehingga bisa membeli dengan harga rendah, lalu saat rebound menjual di harga tinggi—itulah sumber keuntungan. Tapi bagaimana menemukan “titik terendah” itu? Jawabannya adalah melalui analisis teknikal yang sistematis.
Namun perlu diingat, tidak ada satu metode analisis yang berlaku universal. Setiap trader memiliki indikator favoritnya sendiri, dan interpretasi sinyal yang sama bisa berbeda. Intinya adalah memahami bahwa analisis teknikal bukan alat prediksi yang sempurna. Berbeda dengan analisis fundamental yang mempertimbangkan banyak faktor, analisis teknikal hanya fokus pada data harga historis, sehingga tingkat akurasinya pasti memiliki keterbatasan.
Karena itu, banyak trader menggunakannya untuk menangkap fluktuasi harga jangka pendek dan peluang trading, terutama dengan persiapan matang sebelum membuka posisi.
Logika pasar di balik perilaku harga
Harga tidak bergerak tanpa alasan—setiap kenaikan dan penurunan memiliki ceritanya sendiri. Dengan menganalisis data historis, trader dapat “menginterpretasikan” cerita tersebut dan memprediksi apa yang mungkin terjadi selanjutnya.
Pergerakan harga di pasar kripto pada dasarnya didorong oleh hubungan penawaran dan permintaan: saat permintaan melebihi penawaran, harga naik; sebaliknya, saat penawaran lebih besar dari permintaan, harga turun. Tapi tantangannya adalah: kapan perubahan ini akan terjadi dan bagaimana menentukannya secara tepat?
Tugas analis teknikal profesional adalah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap latar belakang pasar dan menentukan titik-titik kunci yang mungkin memicu langkah selanjutnya. Ini membutuhkan kombinasi berbagai alat. Selain mempelajari data harga itu sendiri, trader juga menggunakan “indikator” (berbagai alat grafik) untuk menganalisis volume dan likuiditas. Indikator-indikator ini memainkan peran penting dalam analisis teknikal.
Penjelasan lengkap indikator teknikal utama
Simple Moving Average (SMA) dan versi upgrade-nya
SMA adalah alat analisis teknikal paling klasik. Cara menghitungnya sangat sederhana: ambil harga penutupan dalam periode tertentu, jumlahkan, lalu bagi dengan jumlah periode. Misalnya, harga tiga hari berturut-turut adalah 1, 2, 3, maka SMA = (1+2+3) ÷ 3 = 2.
Dinamakan “moving” karena setiap kali harga baru muncul, nilai rata-rata akan diperbarui, membentuk garis yang “menggeser” mengikuti pergerakan harga. Kegunaan utama garis ini adalah menyaring noise jangka pendek dan membantu trader melihat arah tren utama.
Exponential Moving Average (EMA) adalah versi upgrade dari SMA. EMA memberi bobot lebih besar pada harga terbaru, sehingga lebih sensitif terhadap perubahan harga terkini. Dengan kata lain, EMA lebih “lincah”.
Cara praktis menggunakan EMA
EMA juga berguna untuk menandai level support dan resistance:
Dalam tren yang jelas, EMA tampil optimal. Saat harga aset kripto di atas EMA, menunjukkan tren naik; di bawahnya, tren turun. Trader harus memperhatikan kemiringan (slope) dan kecepatan perubahan EMA. Tapi ingat, EMA adalah indikator lagging, sinyal yang diberikan akan tertunda, sehingga tidak bisa digunakan untuk memprediksi puncak atau dasar secara tepat.
Kombinasi menarik adalah: saat EMA menembus SMA dari bawah ke atas, itu sinyal beli; sebaliknya, dari atas ke bawah, sinyal jual.
Relative Strength Index (RSI)
RSI termasuk kategori “oscillator”, berbeda dari moving average yang mengikuti harga. RSI mengubah data harga menjadi angka dalam rentang tertentu—untuk RSI, 0-100.
Fungsi RSI adalah menilai apakah aset sedang dalam kondisi oversold atau overbought. Dengan mengevaluasi besar dan kecepatan perubahan harga, indikator ini membantu trader mengidentifikasi batas atas dan bawah pasar. Dalam pasar yang sangat fluktuatif, RSI membantu menentukan titik masuk dan keluar yang tepat. Oleh karena itu, RSI adalah alat yang sangat andal bagi trader kripto.
Versi lanjutan oscillator: stochastic RSI
Beberapa trader berpengalaman menggunakan stochastic RSI untuk mendapatkan analisis sensitivitas pasar yang lebih dalam. Indikator ini merupakan turunan dari RSI yang diproses dengan rumus matematika tertentu. Stochastic RSI juga berfluktuasi dalam rentang 0-100 dan merupakan gabungan dari formula stochastic dan RSI.
MACD: Dialog antara dua moving average
MACD (Moving Average Convergence Divergence) mengirimkan sinyal melalui interaksi dua garis EMA. Secara spesifik, MACD adalah selisih antara EMA periode pendek dan panjang, biasanya 12 dan 26 hari, lalu hasilnya diplot sebagai garis utama. Garis ini kemudian dibandingkan dengan garis sinyal (average dari MACD) untuk menghasilkan sinyal trading. Perbedaan keduanya digambarkan dalam histogram batang yang menunjukkan momentum.
Rumus perhitungannya: MACD = EMA 12 hari – EMA 26 hari
Interpretasi sinyal MACD
Bollinger Bands: Visualisasi volatilitas
Bollinger Bands adalah alat favorit trader untuk mengukur volatilitas. Terdiri dari tiga garis: garis tengah adalah SMA, dan dua garis di atas dan bawah mengikuti pergerakan harga berdasarkan deviasi standar dari SMA tersebut.
Penggunaannya meliputi:
Strategi Price Action
Beberapa trader tidak bergantung pada indikator apa pun, melainkan mengamati perilaku harga (Price Action)—menganalisis grafik harga dan volume transaksi untuk pengambilan keputusan. Metode ini memiliki keunggulan karena tidak memerlukan alat tambahan, cukup pengalaman dan pengamatan.
Pergerakan harga terbagi menjadi dua: tren dan koreksi (juga disebut impuls dan retracement). Saat tren impuls lebih besar dari koreksi, tren dianggap sah. Trader mengamati posisi “high” dan “low” lokal untuk menentukan arah tren:
Harga biasanya berosilasi di antara support dan resistance, memberi area masuk dan keluar yang jelas.
Analisis candlestick: Kebijaksanaan samurai Jepang
Grafik candlestick (atau lilin) ditemukan pertama kali oleh pedagang beras Jepang abad ke-18 dan menjadi alat utama memahami pergerakan harga. Dalam grafik harian, setiap lilin mewakili satu hari trading, berisi empat informasi utama:
Polanya beragam dan memberi petunjuk penting—beberapa menunjukkan keseimbangan kekuatan beli dan jual, beberapa mengindikasikan kelanjutan tren, dan lainnya menandakan keragu-raguan pasar.
Pivot Point: Support dan resistance objektif
Pivot Point adalah alat rahasia trader profesional untuk mengidentifikasi level support dan resistance. Keunggulannya adalah: sepenuhnya objektif dan tidak bergantung pada penilaian subjektif.
Metode ini berasal dari para market maker di NYSE dan kini banyak digunakan di pasar saham, komoditas, dan juga kripto. Pivot Point tidak hanya menandai area potensi pembalikan harga, tetapi juga membantu menilai tren secara keseluruhan: jika harga menembus pivot point ke atas, tren cenderung bullish; jika menembus ke bawah, tren bearish.
Metode paling populer adalah “Five Point System”, berdasarkan rata-rata aritmatika dari harga tertinggi, terendah, dan penutupan periode sebelumnya, menghasilkan lima level: dua support, dua resistance, dan pivot point.
Rumus perhitungan:
( Fibonacci Retracement: Kekuatan matematika
Fibonacci retracement adalah alat prediksi support dan resistance potensial berdasarkan rasio matematika. Saat digunakan dengan benar, garis Fibonacci membantu mengidentifikasi area di mana harga mungkin berhenti dan berbalik. Tapi ingat, garis Fibonacci hanyalah alat konfirmasi, sebaiknya dikombinasikan dengan indikator lain seperti MACD, garis tren, moving average, dan volume. Semakin banyak konfirmasi, semakin andal peluang trading.
)# Mengapa trader kripto bergantung pada Fibonacci?
Pasar kripto tidak naik atau turun secara linier, melainkan mengalami “rebound” atau “correction”. Trader menggunakan Fibonacci retracement untuk memperkirakan seberapa jauh koreksi akan berlangsung. Rasio ini didasarkan pada rasio emas: 0, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, 144… di mana setiap angka kira-kira 1.618 kali angka sebelumnya.
Garis Fibonacci digambar di grafik untuk menentukan level support dan resistance utama: tiga garis utama adalah 100% (puncak tertinggi), 0% (puncak terendah), dan 50% (tengah). Tiga garis lainnya adalah 61.8%, 38.2%, dan 23.6%, yang merupakan rasio emas dan sering menjadi titik balik harga.
Mengintegrasikan semua alat menjadi sistem tradingmu
Tujuan utama menguasai analisis teknikal crypto adalah memahami bagaimana aset bergerak dan memprediksi arah masa depannya. Berita baiknya, alat keuangan sering mengulangi pola historis. Tapi kenyataannya, analisis teknikal bukanlah alat yang tak terkalahkan dan bisa gagal.
Trader yang sukses selalu mengkritisi setiap sinyal dan menempatkan manajemen risiko sebagai prioritas utama. Sebagai trader, kamu harus memahami logika di balik setiap pergerakan Bitcoin dan aset lainnya, serta membangun sistem manajemen posisi yang lengkap.
Menguasai analisis teknikal memang membutuhkan waktu dan latihan, tapi begitu dikuasai, alat ini bisa terus-menerus menghasilkan keuntungan. Meskipun dunia akademis masih memperdebatkan keefektifan analisis teknikal, kenyataannya: menggabungkan analisis teknikal dan fundamental adalah pilihan paling bijak.
Analisis fundamental biasanya digunakan untuk perencanaan investasi jangka panjang, sementara analisis teknikal mendukung trading jangka pendek, terutama dalam menentukan waktu masuk dan keluar terbaik. Menggunakan keduanya secara bersamaan akan membantu kamu bertahan di pasar aset digital yang sangat dinamis.