Konflik hukum antara Elon Musk dan OpenAI telah semakin intens, seperti dilaporkan oleh *Forbes*. Perselisihan tersebut berkaitan dengan tuduhan Musk bahwa OpenAI menyimpang dari misi aslinya untuk mengembangkan kecerdasan buatan untuk kepentingan publik. Musk, seorang pendiri dan pendana awal OpenAI, berpendapat bahwa organisasi tersebut didirikan sebagai entitas nirlaba tetapi sejak itu melanggar prinsip tersebut. Klaimnya, yang awalnya diajukan pada bulan Maret di San Francisco, kemudian ditarik dan diajukan kembali di pengadilan federal.
### Ekspansi Tuduhan Terhadap OpenAI dan Microsoft Pada pertengahan November, Musk memperluas tuduhannya, mengklaim bahwa OpenAI dan investor utamanya, Microsoft, terlibat dalam pelanggaran undang-undang antitrust. Menurut tim hukum Musk, OpenAI diduga menekan investor-investornya untuk tidak mendanai usaha kecerdasan buatan yang bersaing, termasuk startup xAI milik Musk. Para pengacara Musk berpendapat bahwa tindakan ini merupakan "boikot kolektif," yang didesain untuk meredam persaingan dan mengkonsolidasikan dominasi di sektor kecerdasan buatan.
### Perubahan OpenAI Menjadi Status Nirlaba Pada bulan September, OpenAI beralih dari model nirlaba menjadi model berorientasi laba, langkah yang analis katakan dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan penggalangan dana. Organisasi ini, yang memiliki nilai $157 miliar setelah putaran pendanaan terbarunya pada bulan Oktober, telah menerima investasi hampir $14 miliar dari Microsoft. Para kritikus berpendapat bahwa larangan pengadilan potensial dapat membahayakan transformasi berorientasi laba OpenAI dan kemitraannya dengan Microsoft.
### Political Undertones Konflik ini juga telah mengambil arah politik. Laporan dari *Wall Street Journal* menyoroti ketegangan antara Musk dan CEO OpenAI Sam Altman, terutama sehubungan dengan sumbangan $200 juta Musk untuk kampanye presiden Donald Trump. Musk, yang disebut oleh beberapa orang sebagai "presiden bayangan," menghadapi kekhawatiran dari Altman dan orang lain tentang potensi penyalahgunaan pengaruhnya terhadap pesaing. Altman, seorang Demokrat, telah menghindari dukungan politik publik tetapi dilaporkan mencari dialog dengan anggota administrasi Trump, termasuk calon Menteri Perdagangan Luttig.
Pertempuran hukum dan politik yang berkembang ini dapat memiliki implikasi yang luas bagi industri AI, dinamika persaingan, dan perpotongan teknologi dengan politik.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Konflik hukum antara Elon Musk dan OpenAI telah semakin intens, seperti dilaporkan oleh *Forbes*. Perselisihan tersebut berkaitan dengan tuduhan Musk bahwa OpenAI menyimpang dari misi aslinya untuk mengembangkan kecerdasan buatan untuk kepentingan publik. Musk, seorang pendiri dan pendana awal OpenAI, berpendapat bahwa organisasi tersebut didirikan sebagai entitas nirlaba tetapi sejak itu melanggar prinsip tersebut. Klaimnya, yang awalnya diajukan pada bulan Maret di San Francisco, kemudian ditarik dan diajukan kembali di pengadilan federal.
### Ekspansi Tuduhan Terhadap OpenAI dan Microsoft
Pada pertengahan November, Musk memperluas tuduhannya, mengklaim bahwa OpenAI dan investor utamanya, Microsoft, terlibat dalam pelanggaran undang-undang antitrust. Menurut tim hukum Musk, OpenAI diduga menekan investor-investornya untuk tidak mendanai usaha kecerdasan buatan yang bersaing, termasuk startup xAI milik Musk. Para pengacara Musk berpendapat bahwa tindakan ini merupakan "boikot kolektif," yang didesain untuk meredam persaingan dan mengkonsolidasikan dominasi di sektor kecerdasan buatan.
### Perubahan OpenAI Menjadi Status Nirlaba
Pada bulan September, OpenAI beralih dari model nirlaba menjadi model berorientasi laba, langkah yang analis katakan dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan penggalangan dana. Organisasi ini, yang memiliki nilai $157 miliar setelah putaran pendanaan terbarunya pada bulan Oktober, telah menerima investasi hampir $14 miliar dari Microsoft. Para kritikus berpendapat bahwa larangan pengadilan potensial dapat membahayakan transformasi berorientasi laba OpenAI dan kemitraannya dengan Microsoft.
### Political Undertones
Konflik ini juga telah mengambil arah politik. Laporan dari *Wall Street Journal* menyoroti ketegangan antara Musk dan CEO OpenAI Sam Altman, terutama sehubungan dengan sumbangan $200 juta Musk untuk kampanye presiden Donald Trump. Musk, yang disebut oleh beberapa orang sebagai "presiden bayangan," menghadapi kekhawatiran dari Altman dan orang lain tentang potensi penyalahgunaan pengaruhnya terhadap pesaing. Altman, seorang Demokrat, telah menghindari dukungan politik publik tetapi dilaporkan mencari dialog dengan anggota administrasi Trump, termasuk calon Menteri Perdagangan Luttig.
Pertempuran hukum dan politik yang berkembang ini dapat memiliki implikasi yang luas bagi industri AI, dinamika persaingan, dan perpotongan teknologi dengan politik.