Baru-baru ini saya menemukan sebuah laporan dari Cointelegraph yang cukup menarik—dua tokoh inti dari raksasa manajemen aset global BlackRock, CEO Larry Fink dan COO Rob Goldstein, ternyata secara khusus menulis artikel di The Economist membahas soal tokenisasi.
Perlu diketahui, Fink dulunya terkenal sebagai skeptis terhadap kripto. Perubahan sikap 180 derajat seperti ini sendiri sudah sangat menunjukkan sesuatu: jalan tokenisasi ini, sepertinya memang bukan sekadar omong kosong lagi.
Gagasan inti yang mereka ajukan juga cukup lugas—tokenisasi berpeluang menjadi jembatan penghubung antara dunia kripto dan keuangan tradisional. Saat ini kedua dunia itu, sejujurnya, berjalan masing-masing dan jaraknya cukup jauh. Jika tokenisasi benar-benar bisa menyatukan keduanya, keuangan tradisional bisa memanfaatkan inovasi teknologi blockchain, sementara industri kripto juga bisa mendapat akses pada sumber daya dan kredibilitas dari sistem tradisional. Ini jadi situasi win-win.
Hal yang lebih praktis adalah perluasan jenis aset. Saham dan obligasi sudah dimainkan bertahun-tahun, padahal instrumen investasi sebenarnya cukup monoton. Jika tokenisasi bisa membawa lebih banyak aset non-standar dan alternatif ke permukaan, pilihan investor jadi jauh lebih banyak, ruang diversifikasi risiko juga lebih fleksibel.
Tapi di sisi lain, secanggih apa pun teknologinya, tanpa regulasi yang memadai tetap tidak akan jalan. Dua tokoh besar ini juga sangat menekankan hal ini—tokenisasi harus dijalankan dalam kerangka regulasi yang jelas, kebijakan harus proaktif memperbarui aturan agar pasar lama dan baru bisa terhubung mulus, bukan malah berjalan sendiri-sendiri.
Jadi menurut saya: jalur tokenisasi memang sangat potensial, tapi apakah benar-benar bisa berjalan lancar, kuncinya ada pada apakah regulasi bisa mengikuti perkembangan. Para pelaku pasar juga sebaiknya tidak terburu-buru, tunggu sampai aturan jelas dan ekosistem matang baru masuk, itu jauh lebih aman daripada asal nekat. Bagaimanapun, cerita sehebat apa pun, tetap harus ada yang mau membayar di akhirnya.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
6 Suka
Hadiah
6
4
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
RugResistant
· 14jam yang lalu
jadi blackrock tiba-tiba ikut-ikutan tokenisasi... nggak, sudah dianalisis secara menyeluruh di sini. perubahan sikap fink menunjukkan kapitulasi institusional, bukan keyakinan. ada tanda bahaya pada narasi "jembatan mulus" itu.
Lihat AsliBalas0
GweiTooHigh
· 15jam yang lalu
Waduh, perubahan Fink ini cukup drastis ya, aku benar-benar nggak nyangka.
BlackRock beneran serius nih, soal tokenisasi ini bisa jadi benar-benar terbang.
Kalau regulasi nggak mengikuti, ya percuma aja, ini bener banget sih.
Tunggu, apa ini sinyal buat mulai beli di harga bawah?
Jujur aja, siapa yang tahu kapan aturannya bakal jelas.
Kalau Fink aja udah mengakui, apa aku juga harus mulai serius nih.
Cerita ini bisa bertahan berapa lama, tergantung siapa yang terakhir jadi penampung ya.
Orang yang cuma nunggu aturan, mungkin nggak kebagian apa-apa.
Win-win kedengarannya bagus, tapi aku bertaruh siapa yang untung lebih banyak.
Tapi tetap harus gali peluang, mulai lebih awal nggak ada ruginya.
Kalau gelombang ini beneran jadi, yang masuk duluan yang bakal ketawa terakhir.
Di hari aturan udah jelas, harga masuk pasti udah selangit.
Lihat AsliBalas0
BlockchainTalker
· 15jam yang lalu
Sebenarnya, perubahan sikap Fink yang sangat drastis inilah yang jadi petunjuk utama—ketika keuangan tradisional akhirnya mengakui bahwa jembatan perlu dibangun, kamu tahu tokenisasi bukan sekadar hype lagi. Tapi ya, regulasi harus bergerak lebih cepat atau semuanya bisa mandek.
Baru-baru ini saya menemukan sebuah laporan dari Cointelegraph yang cukup menarik—dua tokoh inti dari raksasa manajemen aset global BlackRock, CEO Larry Fink dan COO Rob Goldstein, ternyata secara khusus menulis artikel di The Economist membahas soal tokenisasi.
Perlu diketahui, Fink dulunya terkenal sebagai skeptis terhadap kripto. Perubahan sikap 180 derajat seperti ini sendiri sudah sangat menunjukkan sesuatu: jalan tokenisasi ini, sepertinya memang bukan sekadar omong kosong lagi.
Gagasan inti yang mereka ajukan juga cukup lugas—tokenisasi berpeluang menjadi jembatan penghubung antara dunia kripto dan keuangan tradisional. Saat ini kedua dunia itu, sejujurnya, berjalan masing-masing dan jaraknya cukup jauh. Jika tokenisasi benar-benar bisa menyatukan keduanya, keuangan tradisional bisa memanfaatkan inovasi teknologi blockchain, sementara industri kripto juga bisa mendapat akses pada sumber daya dan kredibilitas dari sistem tradisional. Ini jadi situasi win-win.
Hal yang lebih praktis adalah perluasan jenis aset. Saham dan obligasi sudah dimainkan bertahun-tahun, padahal instrumen investasi sebenarnya cukup monoton. Jika tokenisasi bisa membawa lebih banyak aset non-standar dan alternatif ke permukaan, pilihan investor jadi jauh lebih banyak, ruang diversifikasi risiko juga lebih fleksibel.
Tapi di sisi lain, secanggih apa pun teknologinya, tanpa regulasi yang memadai tetap tidak akan jalan. Dua tokoh besar ini juga sangat menekankan hal ini—tokenisasi harus dijalankan dalam kerangka regulasi yang jelas, kebijakan harus proaktif memperbarui aturan agar pasar lama dan baru bisa terhubung mulus, bukan malah berjalan sendiri-sendiri.
Jadi menurut saya: jalur tokenisasi memang sangat potensial, tapi apakah benar-benar bisa berjalan lancar, kuncinya ada pada apakah regulasi bisa mengikuti perkembangan. Para pelaku pasar juga sebaiknya tidak terburu-buru, tunggu sampai aturan jelas dan ekosistem matang baru masuk, itu jauh lebih aman daripada asal nekat. Bagaimanapun, cerita sehebat apa pun, tetap harus ada yang mau membayar di akhirnya.