Apakah protes terhadap bank itu efektif? Tidak tahu, tetapi seorang warga Taiwan pergi ke bank dan menarik uang secara beruntun, sebagai pelampiasan. (Latar belakang: “Pedagang kripto datang ke rumahmu” jadi modus baru penipuan di Taiwan! OJK awasi pedagang kripto individu untuk mencegah penipuan: lebih dari 3 transaksi harus dilaporkan) (Tambahan latar: Pengguna AllPay jadi korban penipuan pencurian dana! Bantahan tegas: Tidak ada “penjualan di dark web” database kartu kredit anggota PX Mart)
Dalam beberapa tahun terakhir, demi memerangi penipuan, bank semakin memperketat “manajemen risiko” (risk control) pada rekening, namun juga sering menimbulkan kontroversi yang mengganggu nasabah. Setelah September tahun ini, banyak orang terkejut mendapati rekening mereka “dikunci oleh sistem risk control”, sehingga harus datang langsung ke cabang untuk membuka blokir, atau selanjutnya hanya dapat menggunakan layanan di teller.
Baru-baru ini, seorang warga yang tidak puas karena rekeningnya terkena risk control bank, langsung datang ke teller cabang untuk memprotes dengan tindakannya. Ia meminta untuk menarik uang 100 NT setiap kali, dan melakukan penarikan sebanyak 50 kali berturut-turut, sehingga pihak bank turun tangan memintanya berhenti. Aksi protes ini memicu banyak perbincangan di kalangan netizen.
Aksi ekstrem “tarik 100 terus-menerus”
Seorang performer seni “Pangeran Balon” di laman Facebook-nya menulis bahwa rekeningnya di CTBC dibekukan oleh risk control, tidak bisa menggunakan internet banking atau ATM, dan CS memberitahunya hanya bisa bertransaksi di teller.
Karena marah, ia langsung datang ke teller untuk menarik 100 NT, dan melakukannya sebanyak 50 kali berturut-turut, menunjukkan karakter orang Taiwan yang punya uang dan waktu, namun supervisor cabang melihatnya lalu menasihatinya agar “diambil sekaligus saja”, tetapi nasabah bersikeras bahwa ia punya hak untuk menarik secara bertahap.
Pangeran Balon dalam unggahannya berkata: Algoritma big data salah menilai, ini bukan salah saya, ini salah bank kalian, membuat saya tidak nyaman. Maka saya kembalikan masalah ini ke bank.
Diskusi Netizen: Ada gunanya protes seperti ini?
Aksi protes warga ini mendapat banyak respons di Facebook, opini publik terbelah:
Pihak yang mendukung:
Menganggap risk control bank terlalu berlebihan akhir-akhir ini, sedikit-sedikit langsung mengunci rekening, “nasabah harus bisa bersuara”, “bank sendiri duluan yang mempersulit, pantas saja”, “sekarang bank benar-benar menganggap nasabah seperti penjahat”, “setuju bank diberi pelajaran”.
Pihak yang menentang:
Menganggap tindakan ini hanya membuat pegawai teller menderita, “pegawai teller jadi sangat sibuk, orang kantor pusat santai minum kopi”, “buang-buang waktu orang di antrean belakang”, “perilaku seperti ini memang akan masuk risk control”.
Namun ada juga netizen yang bekerja di bidang keuangan menyampaikan, penarikan berturut-turut di teller tidak se-menyita waktu seperti yang dibayangkan, tapi kalau benar-benar banyak orang melakukan aksi serupa, bisa saja mengganggu nasabah lain yang ingin bertransaksi.
Dilema bank: Pencegahan penipuan yang serba salah
Terkait peristiwa seperti ini, pelaku industri perbankan secara informal mengungkapkan, seiring OJK memperketat kebijakan pencegahan penipuan, bank harus menjalankan KYC (Know Your Customer) dan AML (Anti Money Laundering). Begitu sistem mendeteksi pola keluar-masuk cepat, transaksi malam hari, atau berkaitan dengan aset kripto, sangat mudah memicu risk control.
Meski pencegahan penipuan bisa menyulitkan nasabah, pada akhirnya semua ini demi keamanan aset nasabah, dan bank mengimbau jika menghadapi masalah risk control, sebaiknya menempuh jalur pengaduan resmi, hindari tindakan ekstrem agar tidak melanggar hukum atau diputus hubungan oleh bank.
Laporan terkait
〈Protes rekening bank dikunci! Nasabah demo di teller “tarik 100 NT 50 kali” Supervisor cabang pusing〉Artikel ini pertama kali diterbitkan di BlockTempo《動區動趨- Media Berita Blockchain Paling Berpengaruh》.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Protes rekening bank diblokir! Warga demonstrasi di counter dengan "tarik tunai 100 yuan sebanyak 50 kali" Cabang bank pusing
Apakah protes terhadap bank itu efektif? Tidak tahu, tetapi seorang warga Taiwan pergi ke bank dan menarik uang secara beruntun, sebagai pelampiasan. (Latar belakang: “Pedagang kripto datang ke rumahmu” jadi modus baru penipuan di Taiwan! OJK awasi pedagang kripto individu untuk mencegah penipuan: lebih dari 3 transaksi harus dilaporkan) (Tambahan latar: Pengguna AllPay jadi korban penipuan pencurian dana! Bantahan tegas: Tidak ada “penjualan di dark web” database kartu kredit anggota PX Mart)
Dalam beberapa tahun terakhir, demi memerangi penipuan, bank semakin memperketat “manajemen risiko” (risk control) pada rekening, namun juga sering menimbulkan kontroversi yang mengganggu nasabah. Setelah September tahun ini, banyak orang terkejut mendapati rekening mereka “dikunci oleh sistem risk control”, sehingga harus datang langsung ke cabang untuk membuka blokir, atau selanjutnya hanya dapat menggunakan layanan di teller.
Baru-baru ini, seorang warga yang tidak puas karena rekeningnya terkena risk control bank, langsung datang ke teller cabang untuk memprotes dengan tindakannya. Ia meminta untuk menarik uang 100 NT setiap kali, dan melakukan penarikan sebanyak 50 kali berturut-turut, sehingga pihak bank turun tangan memintanya berhenti. Aksi protes ini memicu banyak perbincangan di kalangan netizen.
Aksi ekstrem “tarik 100 terus-menerus”
Seorang performer seni “Pangeran Balon” di laman Facebook-nya menulis bahwa rekeningnya di CTBC dibekukan oleh risk control, tidak bisa menggunakan internet banking atau ATM, dan CS memberitahunya hanya bisa bertransaksi di teller.
Karena marah, ia langsung datang ke teller untuk menarik 100 NT, dan melakukannya sebanyak 50 kali berturut-turut, menunjukkan karakter orang Taiwan yang punya uang dan waktu, namun supervisor cabang melihatnya lalu menasihatinya agar “diambil sekaligus saja”, tetapi nasabah bersikeras bahwa ia punya hak untuk menarik secara bertahap.
Pangeran Balon dalam unggahannya berkata: Algoritma big data salah menilai, ini bukan salah saya, ini salah bank kalian, membuat saya tidak nyaman. Maka saya kembalikan masalah ini ke bank.
Diskusi Netizen: Ada gunanya protes seperti ini?
Aksi protes warga ini mendapat banyak respons di Facebook, opini publik terbelah:
Pihak yang mendukung: Menganggap risk control bank terlalu berlebihan akhir-akhir ini, sedikit-sedikit langsung mengunci rekening, “nasabah harus bisa bersuara”, “bank sendiri duluan yang mempersulit, pantas saja”, “sekarang bank benar-benar menganggap nasabah seperti penjahat”, “setuju bank diberi pelajaran”.
Pihak yang menentang: Menganggap tindakan ini hanya membuat pegawai teller menderita, “pegawai teller jadi sangat sibuk, orang kantor pusat santai minum kopi”, “buang-buang waktu orang di antrean belakang”, “perilaku seperti ini memang akan masuk risk control”.
Namun ada juga netizen yang bekerja di bidang keuangan menyampaikan, penarikan berturut-turut di teller tidak se-menyita waktu seperti yang dibayangkan, tapi kalau benar-benar banyak orang melakukan aksi serupa, bisa saja mengganggu nasabah lain yang ingin bertransaksi.
Dilema bank: Pencegahan penipuan yang serba salah
Terkait peristiwa seperti ini, pelaku industri perbankan secara informal mengungkapkan, seiring OJK memperketat kebijakan pencegahan penipuan, bank harus menjalankan KYC (Know Your Customer) dan AML (Anti Money Laundering). Begitu sistem mendeteksi pola keluar-masuk cepat, transaksi malam hari, atau berkaitan dengan aset kripto, sangat mudah memicu risk control.
Meski pencegahan penipuan bisa menyulitkan nasabah, pada akhirnya semua ini demi keamanan aset nasabah, dan bank mengimbau jika menghadapi masalah risk control, sebaiknya menempuh jalur pengaduan resmi, hindari tindakan ekstrem agar tidak melanggar hukum atau diputus hubungan oleh bank.
Laporan terkait 〈Protes rekening bank dikunci! Nasabah demo di teller “tarik 100 NT 50 kali” Supervisor cabang pusing〉Artikel ini pertama kali diterbitkan di BlockTempo《動區動趨- Media Berita Blockchain Paling Berpengaruh》.